MATA INDONESIA, JAKARTA-Wakil Kepala Badan Moneter Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Aviliani mengatakan peningkatan ekonomi domestik menjadi salah satu syarat untuk berhasil menghadapi inflasi global.
Adapun cara meningkatkan ekonomi domestik yakni dengan mendongkrak daya beli masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat juga harus ditingkatkan.
“Karena tidak bisa subsidi pemerintah yang ditingkatkan untuk menghadapi inflasi, kalau begitu defisit APBN akan kembali membengkak,” kata Aviliani.
Ia menjelaskan dampak dari inflasi global saat ini adalah adanya kenaikan harga-harga, terutama komoditas dan minyak dunia. Hal tersebut pun menyebabkan nilai tukar rupiah melemah dan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri meningkat.
Selain menggerakkan ekonomi domestik, Aviliani berpendapat kebijakan memperlancar impor pangan juga bisa dilakukan dalam menyiasati inflasi global.
Langkah tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan pemerintahan daerah untuk mengetahui kebutuhan masing-masing wilayah.
“Walau inflasi adalah tugas pemerintah pusat, tetapi kebutuhan pangan setiap daerah berbedabeda, maka pemerintah daerah harus dilibatkan sehingga tidak semua tanggung jawab menghadapi inflasi berada di pemerintah pusat,” tambahnya.
Menurut dia, hal itu sangat penting karena terdapat beberapa pemerintah daerah yang terlibat dalam kebijakan impor pangan dan pada akhirnya mampu menahan inflasi daerahnya agar tidak membengkak.
Di sisi lain, pengusaha saat ini sudah mulai menilai perlunya peningkatan produksi melalui penambahan atau inovasi produk, seiring dengan mulai membaiknya permintaan domestik dan untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan inflasi domestik akibat kenaikan inflasi global.
Dia menyebutkan perkembangan tersebut tercermin dari investasi pada triwulan I-2022 yang mampu tumbuh 4,09 persen jika dibandingkan dengan triwulan I-2021.