Triskaidekaphobia dan Tetraphobia, Ketakutan Terhadap Angka 13 dan 4

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyak mitos-mitos mengenai angka yang telah menjadi rahasia umum di masyarakat. Beberapa mitos adalah mengenai angka yang membawa kesialan. Bahkan saking sialnya, angka tersebut tidak ada dan tak mau tercantum untuk sebuah lantai atau gedung.

Salah satu angka sial yang terkenal adalah angka 13 dan angka 4. Menurut kepercayaan di barat dan Cina, angka tersebut sudah melekat menjadi sebuah budaya mengenai kesialannya. Ketakutan pada angka 13 ini namanya triskaidekaphobia. Nah, mitos mengenai angka 13 memang berawal dari banyaknya insiden yang memicu kepercayaan ini.

Di berbagai negara, seperti Cina atau Amerika, sebagian besar hotel dan bangunan tak memiliki lantai ketiga belas karena sial. Bahkan, banyak nomor rumah yang tak memakai angka 13 karena takut penghuni di dalamnya akan bernasib sial.

Mitos mengenai kesialan angka 13 memang berdasarkan banyaknya insiden yang memicu kepercayaan ini. Misalnya, peristiwa Apollo 13 yang merupakan hari gagalnya misi pendaratan di bulan oleh Amerika Serikat. Kegagalan tersebut disebabkan oleh meledaknya tangki oksigen pada tanggal 13 April 1970. Ini membuat kru yang ada di darat dan penerbangan harus melewati sejumlah hari yang intens dan sulit.

Tragedi lainnya adalah Columbia Space Shuttle, yang berangkat ke luar angkasa pada 16 Januari 2003. Terjadi ledakan dasyat yang menewaskan seluruh awak saat pesawat tersebut kembali ke bumi.

Dalam insiden ini, angka 13 muncul dari penjumlahan kalender. Januari adalah bulan pertama dalam perhitungan kalender, jika kita jumlahkan semua angka yang ada, yaitu dua kali angka satu, enam, dua dan tiga, maka akan menghasilkan total 13.

Surat kabar The Telegraph pernah menganalisis perihal mitos ini pada tahun 2005. Analisis dilakukan lewat bola lotere yang menang di tahun 1994 dan menandai awal dari Lotere Nasional Inggris. Hasilnya menunjukkan bahwa angka 13 memang angka yang sial, dan muncul hanya 120 kali sejak 1994 hingga 2004. Bola lotere yang paling beruntung adalah 38 setelah mengalami kekalahan 182 kali.

Sedangkan untuk angka 4 awalnya dari Cina. Sosiolog Universitas Indonesia, Richardo menyebut kepercayaan mengenai angka 4 datang dari orang Cina. Namun, kepercayaan ini juga tumbuh di masyarakat Indonesia dan masih menjadi kepercayaan hingga saat ini oleh sebagian besar orang.

Ketakutan terhadap angka 4 adalah  tetraphobia. Dan ini menjadi ketakutan yang berlebihan terutama dalam budaya Asia daripada kecenderungan orang Barat untuk menganggap angka 13 sebagai sial.

Dilansir dari How Stuff Work, angka 4 menjadi angka sial di budaya Asia Timur termasuk Cina, Korea, Jepang, dan Taiwan. Dalam budaya Cina, alasan di balik takhayul seputar angka 4 ini terletak pada bunyinya. Kata untuk angka 4 terdengar sangat mirip dengan kata kematian.

Bahkan banyak gedung-gedung yang tidak menggunakan angka 4 untuk menomori lantai dan menggantinya dengan 3A. Begitu juga dengan nomor rumah yang seharusnya ada nomor 4.

Reporter: Dinda Nurshinta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Berikan Paket Stimulus Demi Jaga Daya Beli Masyarakat TerdampakPenyesuaian PPN 1%

Oleh : Rivka Mayangsari*) Perekonomian global dan domestik yang terus menghadapi ketidakpastian menuntut kebijakan yang cerdas dan tepat sasaran untuk menjaga daya...
- Advertisement -

Baca berita yang ini