Jangan Dulu Copot Masker, Setelah Covid-19 Melandai, Masih Ada TBC

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kasus Covid-19 di Indonesia tampaknya semakin mengalami penurunan tiap harinya. Berdasarkan data Senin 22 Maret 2022, tercatat sebanyak 4.699 kasus baru dengan total kasus aktif sebanyak 203.345.

Pemerintah pun menerapkan pelonggaran pembatasan di sejumlah wilayah dan aturan protokol kesehatan. Seperti tak butuh tes PCR atau antigen sebagai syarat perjalanan.

Namun, apakah Indonesia sudah aman dari penyakit menular?

Pasalnya, masih ada penyakit menular lain yang mirip dengan Covid-19, salah satunya TBC atau tuberkulosis.

TBC atau TB merupakan penyakit dengan media penularan melalui udara. Dan menyerang sistem pernapasan yang berisiko kematian.

Penyakit ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan 9,9 juta kasus di dunia. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2021. Bahkan, satu kasus TBC paru dapat menularkan kepada 15 orang di sekitarnya.

”Berdasarkan laporan WHO tahun 2021, ada sekitar 9,9 juta kasus TBC di dunia. Sedangkan di Indonesia, menempati peringkat ke-3, setelah India dan Cina, yaitu dengan jumlah kasus 824.000 dan jumlah kematian sebanyak 93.000 per tahun atau setara 11 kematian/jam,” ujar Dr drh Didik Budijanto, Kementerian Kesehatan RI, Selasa 22 Maret 2022.

Dari total kasus sebanyak 824.000 di Indonesia pada tahun 2021, baru 49 persen yang berhasil melalui proses pengobatan. Masih ada sekitar 402.502 orang yang belum terobati dan berisiko menjadi sumber penularan di sekitarnya.

”Satu orang bisa menularkan 15-16 orang, kalau 402.502 bisa menularkan berapa juta,” tutur dr Didik.

dr Nurul HW Luntungan, MPH, Ketua Yayasan Stop TB Partnership, juga mengungkapkan bahwa dari sebelum pandemi Covid-19, TBC sudah menjadi salah satu penyakit menular yang mematikan.

“Dari laporan WHO tahun 2021, 10 juta orang di dunia jatuh sakit akibat TBC dan sampai sekarang itu masih ada sekitar 4,1 juta pasien yang tidak terdiagnosa dan terobati sebelum pandemi COVID-19,” tutur dr Nurul.

Menurutnya, penggunaan masker itu sangat penting terutama untuk orang yang sedang sakit TBC.

“Tentu memakai masker itu sangat penting, terutama untuk orang yang sedang sakit TBC,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini