MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelataran parkir di dermaga IPC Tonggak Cilincing, Jakarta, kini tak pernah sepi dari deretan ribuan mobil. Semuanya kinclong, karena baru keluar dari pabrik, dengan sebutan mobil completely built up (CBU). Ada sejumlah brand di sana, yakni Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Suzuki, Honda, Hino, Wuling, ada ada juga merek baru DFSK. Semuanya untuk pasar ekspor.
Sempat menyusut di 2020 karena pandemi, dengan mencatatkan angka ekspor 232.175 unit, penjualan kembali naik 27 persen dan mencapai 294.639 unit di 2021. Optimisme kembali menyeruak bahwa pada 2022 ekspor akan dapat melampaui capaian 2019, yang tembus di angka 332.023 unit.
Optimisme itu bukan tanpa dasar. Kondisi perekonomian global terus membaik. Pada Januari 2022, ekspornya mencapai 25.510 unit. Naik 19,8 persen dibanding Januari 2021. Diproyeksikan, ekspor 2022 ini bisa melampaui capaian 2019.
Toyota masih tetap menjadi rajanya. Pada Januari 2022, misalnya, pertumbuhan ekspornya 43,4 persen secara year on year (yoy). Tak heran bila pada 15 Februari 2022, Prasiden Joko Widodo hadir melepas ekspor Toyota made in Indonesia yang ke-2 juta unit di pusat industri PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat.
Acara tersebut juga menandai ekspor perdana produk PT TMMIN ke Australia dengan jenis Fortuner. Mobil sport utility vehicle (SUV) itu dinilai telah memenuhi segala persyaratan keselamatan (safety) dan uji emisi dalam standar Australia yang ketat. Kawanan Fortuner asal Karawang ini diharapkan telah menyisir jalan-jalan di Australia mulai Maret 2022.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa pandemi bukan hanya membawa ujian dan tantangan bagi pelaku usaha dan industri. ‘’Pandemi juga dapat memberi peluang dan peluang itu telah diambil oleh PT TMMIN dengan ekspor perdananya ke Australia ini,’’ katanya, melalui siaran pers di kanal youtubeSekretariat Presiden RI.
Presiden Jokowi juga mengapresiasi PT TMMIN yang Fortuner-nya berhasil tembus ke pasar Australia. “Keberhasilan ini juga didukung dari SDM-SDM Indonesia yang memiliki kualifikasi yang sangat baik untuk produk ekspor, khususnya dalam memproduksi mobil. Sebab, harus sangat teliti, cermat, dan hati-hati karena ini menyangkut keselamatan orang,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga menghargai upaya Menteri Perindustrian (Menperin) yang terus mendorong ekspor. ‘’Yang membuat saya senang , kandungan lokalnya, atau tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sudah lebih dari 75 persen. Artinya, banyak komponen atau sparepart, dan juga aksesoris-aksesoris yang ada di dalam mobil itu suplai dari industri-industri UKM kita. Ini juga sangat baik untuk menghidupkan usaha-usaha kecil, yang ada di negara kita,” ujar Presiden Jokowi.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, yang mendampingi Presiden Jokowi, menyampaikan bahwa pencapaian ekspor ke Australia itu dapat menjadi satu milestone, bagi kebangkitan produk otomotif Indonesia. Produk Indonesia telah memenuhi standar global. Ekspor ke Australia, menurut Agus Gumiwang, sama sulitnya dengan ke Jepang,
“Dengan menembus pasar Australia ini, berarti ekspor Indonesia sudah mencapai ke empat benua, yaitu Amerika, Afrika, Asia, dan Australia,’’ ujarnya. Tujuan ekspornya ke-80 negara, potensi pasar yang cukup luas untuk pengembangan ke depan.
Dengan kinerja ekspor 2021 yang mencatat lebih dari 294.000 unit kendaraan CBU dari seluruh merek, menurut Agus Gumiwang, nilainya bisa mencapai Rp 52,90 triliun. Dari jumlah itu kontribusi produk PT TMMIN sebesar 119.000 unit (40 persen). Di tahun yang sama ada pula ekspor 91.000 set completely knock down (CKD), dengan nilai Rp1,31 triliun, dan 85 juta pieces komponen dengan nilai Rp29,13 triliun.
Sektor otomotif ini sudah terus menambah investasinya di Indonesia. Realisasi investasinya tahun 2021 tercatat sebesar Rp22,5 triliun, naik 220 persen dari capaian penanaman modal tahun 2020. Toyota Group akan menambah investasi sebesar Rp 28,3 triliun sampai 2024.
Kemenperin pun terus mengakselerasi pendalaman struktur industri otomotif, sehingga nilai TKDN dari kendaraan produksi Indonesia makin meningkat. ‘’Saat ini local purchase kendaraan roda empat yang produksi di Indonesia berkisar antara 20–80 persen. Namun, untuk Toyota bisa kami laporkan di sini bahwa konten lokalnya sudah mencapai 75 persen,’’ ujar Menperin Agus Gumiwang.
Kijang
Ekspor mobil Indonesia sendiri sudah menorehkan jejak sejarah sepanjang hapir 35 tahun. Berawal dengan pengapalan perdana mobil keluarga Toyota Kijang pada 1987 ke Brunei Darussalam, sebanyak 50 unit per bulan. Di tahun berikutnya, ekspor Kijang pun terus melompat meski pasarnya tak lebih dari negara-negara Asean saja.
Momentum terbaik kegiatan ekspor Toyota dengan menjadikan Toyota Indonesia dalam proyek mobil keluarga MPV pada 2004. Untuk memenuhi jenis multi purpose vehicle (MPV), dengan 6–8 penumpang plus bagasi yang lebar, Toyota Indonesia menyodorkan produk Innova yang ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari pasar.
Pada saat yang bersamaan Suzuki menawarkan model all purpose vehicle (APV) Suzuki APV Arena, yang juga cocok untuk mobil keluarga. Suzuki APV untuk market Indonesia. Inovasi berlanjut dan meningkatkan kapasitas ekspor. Untuk Toyota Innova saja, tahun 2004 bisa ekspor sampai 7.000 unit per tahun. Dan meningkat cepat menjadi di atas 100 ribu unit pada 2012.
Secara umum produk mobil buatan Indonesia, dengan berbagai merek dan tingkat lokal kontennya, terus meningkat dari tahun ke tahun. Bukan hanya model APV dan MPV, namun dari segala model, tipe, dan merek. Pada periode 2010–2014 secara rata-rata ekspor mobil (CBU) mencapai 148 ribu per tahun. Jumlah tersebut meningkat tajam pada era 2015–2019 dengan rata-rata ekspor 241 ribu unit per tahun (CBU).
Di pasar domestik mobil buatan dalam negeri juga makin merajai jalan. Saat ini dari sekitar 900 ribu–1 juta mobil baru yang menggelinding di jalanan, 90 persen buatan dalam negeri. Secara global pun posisi Indonesia sebagai produsen mobil semakin menguat dan masuk dalam kelompok 20 negara produsen terbesar. Namun, di kawasan regional Asean Indonesia masih kalah tipis dari Thailand.
Industri otomotif juga memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Dunia otomotif ini telah membangun rantai pasok yang dalam, dari hulu ke hilir, dengan melibatkan industri kecil dan menengah, yang secara keseluruhan dapat menyerap 1,5 juta tenaga kerja. Industri ini akan terus berkembang dengan inovasi barunya. Termasuk memproduksi lokal model hybrid electric vehicle (HEV) untuk pasar ekspor, selain pasar domestik.