MATA INDONESIA, KIEV – Layanan darurat Ukraina melaporkan bahwa invasi Rusia ke negara bekas bagian Uni Soviet itu telah menewaskan lebih dari 2 ribu nyawa warga sipil Ukraina.
Ratusan bangunan, termasuk fasilitas transportasi, rumah sakit, taman kanak-kanak, rumah, dan apartemen juga hancur, menurut laporan Reuters.
“Anak-anak, perempuan, dan pasukan pertahanan kehilangan nyawa mereka setiap jam,” kata layanan darurat dalam sebuah pernyataan, melansir Yahoo News.
Awal pekan ini, pejabat Ukraina melaporkan korban tewas warga sipil lebih dari 350 orang, termasuk setidaknya 14 anak-anak.
Sementara itu, pada Minggu (27/2), Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim bahwa sekitar 4.300 prajurit Rusia telah hilang dalam invasi tersebut.
Di seluruh Ukraina, warga sipil telah mengangkat senjata untuk membela tanah air mereka di tengah invasi Rusia yang telah berlangsung sejak Kamis (24/2).
Namun, karena militer Moskow telah menargetkan rumah sakit dan pusat-pusat sipil, kekerasan diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.
“Laporan pelanggaran hak asasi manusia Rusia dan pelanggaran hukum humaniter internasional meningkat setiap jam,” kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
“Serangan Rusia menghantam sekolah, rumah sakit, bangunan tempat tinggal, menghancurkan infrastruktur penting, yang memberi jutaan orang di seluruh Ukraina air minum, gas untuk menjaga mereka dari kedinginan hingga kematian,” tambahnya.
Sebuah konvoi militer Rusia yang membentang sekitar 40 mil terdeteksi di pinggiran Kota Kiev awal pekan ini ketika pertempuran berlanjut di kota-kota Ukraina lainnya seperti Kharkiv.
Maxar Technologies yang berbasis di AS juga melaporkan penumpukan pasukan darat dan unit helikopter serang darat di Belarus selatan, dekat perbatasan Ukraina.