MATA INDONESIA, JENEWA – Rusia mulai terasing dari dunia internasional setelah Presiden Vladimir Putin menginstruksikan operasi militer skala penuh di Ukraina. Satu persatu negara di dunia bahkan mulai menjatuhkan sanksi untuk Rusia.
Terbaru, lebih dari 100 diplomat dari sekitar 40 negara Barat dan sekutu termasuk Jepang keluar dari pidato Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di forum hak asasi manusia PBB pada Selasa (1/3) sebagai bagian dari protes atas invasi Rusia ke Ukraina.
Boikot oleh utusan dari Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan lainnya hanya menyisakan beberapa diplomat di ruangan itu termasuk Duta Besar Rusia untuk PBB di Jenewa, Gennady Gatilov – yang merupakan mantan wakil Lavrov, serta utusan dari Suriah, Cina, dan Venezuela.
Di antara diplomat yang keluar, Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly dan Menteri Luar Negeri Denmark, Jeppe Kofod bergabung dengan duta besar Ukraina, Yevheniia Filipenko di belakang bendera besar berwarna biru dan kuning Ukraina.
“Ini adalah pertunjukan dukungan yang luar biasa bagi warga Ukraina yang berjuang untuk kemerdekaan mereka,” kata Filipenko kepada wartawan, melansir US News, Rabu, 2 Maret 2022.
“Telah terjadi kehancuran besar-besaran terhadap infrastruktur sipil di Kharkiv. Bangsal bersalin sedang diserang, bangunan tempat tinggal sipil dibom,” sambungnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Rusia memberikan versi yang salah mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Ukraina.
“Itulah mengapa kami ingin menunjukkan sikap yang sangat kuat bersama-sama,” tegas Joly.
Kanada akan mengajukan petisi ke Pengadilan Kriminal Internasional atas apa yang dikatakan Joly sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang Rusia.
Utusan AS untuk Dewan Hak Asasi Manusia, Michele Taylor, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perang agresi Rusia memiliki implikasi mendalam bagi hak asasi manusia di Ukraina dan Rusia. Ia menegaskan bahwa para pemimpin Rusia akan dimintai pertanggungjawaban.
Lavrov berbicara kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, setelah membatalkan kunjungannya menyusul negara-negara Uni Eropa memblokir jalur penerbangannya untuk Rusia.
Dalam pidatonya, Lavrov menuduh Uni Eropa terlibat dalam kegilaan Russophobic dengan memasok senjata mematikan ke Ukraina selama kampanye militer Moskow yang dimulai Kamis pekan lalu.