PBESI Umumkan Pelatih dan Atlet Terpilih untuk Pelatnas SEA Games 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Industri esports global yang makin menggeliat telah menjadikan esports sebagai salah satu cabang olahraga yang diakui dan kian diperhitungkan. Ini terlihat dari diikutsertakannya cabang olahraga elektronik atau esports ini ke berbagai gelaran olahraga dari berbagai tingkatan, mulai dari PON hingga ke Olimpiade.

Salah satu perhelatan olahraga bergengsi yang mempertandingkan esports dalam waktu dekat adalah SEA Games 2021 yang akan diselenggarakan di Hanoi, Vietnam.

Sementara itu, pengumuman nama-nama pelatih dan atlet yang akan mengikuti SEA Games 2021 disampaikan secara daring dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan terkait dalam industri esports nasional.

Berikut nama-nama atlet yang akan tanding di Pelatnas SEA Games 2021.

  • Andrew Harwin – PUBG Mobile (Squad)
  • Jeffry Hariwijaya – PUBG Mobile (Solo)
  • James Chen – Mobile Legends: Bang Bang
  • Andy Wong – Fifa Online 4
  • Priyagung Satriono – Arena of Valor
  • Dayllen Effendi Putra – Crossfire
  • Jeremy Triputro Yulianto – Wild Rift (Men)
  • Henry Louis – Wild Rift (Women)
  • Tamado Simon – League of Legends
  • Muslih Wahyudi Rachman – Free Fire

Lebih lanjut, Guna mempersiapkan sumber daya yang siap mendulang prestasi terbaik, Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) selaku organisasi yang mewadahi seluruh kegiatan esports di Indonesia mengadakan kegiatan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) untuk SEA Games 2021 di bawah arahan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Pelatnas akan diselenggarakan dari 1 Maret hingga 30 April 2022 dan akan menjadi ajang pemusatan konsentrasi, uji coba strategi, sekaligus kesempatan bagi para pelatih dan atlet yang lolos seleksi dan berhasil terpilih untuk berkontribusi kepada negara melalui raihan prestasi terbaik.

Sebelumnya, PBESI telah membentuk Tim Seleksi yang bertugas untuk menyiapkan proses seleksi yang berlangsung sejak Desember 2021. Dalam tugasnya, Tim Seleksi telah mengumpulkan rekam jejak dan prestasi para atlet esports nasional, serta menyelenggarakan kualifikasi terbuka dan kejuaraan nasional untuk menyaring atlet-atlet terbaik di setiap cabang game yang dipertandingkan.

Proses ini melibatkan empat jalur seleksi, yaitu jalur PON, jalur undangan, jalur Kejuaraan Nasional (Kejurnas), serta pilihan pelatih, dan menjaring lebih dari 120 atlet dan 10 pelatih untuk seluruh nomor pertandingan. Para atlet dan pelatih terpilih nantinya akan mengikuti pemeriksaan fisik dan mental terlebih dulu sebelum diikutsertakan dalam karantina untuk program pelatihan intensif yang mencakup kemampuan teknis, fisik, psikologi, mental, strategi, analisis, hingga nutrisi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia

Sistem Kontrak Kerja jadi Masalah Generasi Muda, GMNI Singgung Keadilan Ketenagakerjaan di Indonesia Kondisi ketenagakerjaan saat ini menghadirkan berbagai tantangan signifikan yang berdampak pada kesejahteraan pekerja, terutama dalam menghadapi ketidakpastian kerja dan fenomena fleksibilitas yang eksploitatif atau dikenal sebagai flexploitation. Sistem kontrak sementara kerap menjadi salah satu akar permasalahan, karena tidak menjamin kesinambungan pekerjaan. Situasi ini semakin diperburuk oleh rendahnya tingkat upah, yang sering berada di bawah standar kehidupan layak, serta minimnya kenaikan gaji yang menambah beban para pekerja. Selain itu, kurangnya perlindungan sosial, seperti jaminan kesehatan yang tidak memadai, serta lemahnya penegakan hukum memperkuat kondisi precarization atau suatu kerentanan struktural yang terus dialami oleh pekerja. Di sisi lain, keterbatasan sumber daya negara juga menjadi penghambat dalam mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif yang potensial, di mana banyak pekerja terjebak dalam tekanan produktivitas tanpa disertai perlindungan hak yang memadai. Dalam konteks ini, generasi muda, termasuk kader-kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dinamika pasar kerja yang semakin eksploitatif. Generasi ini kerap menghadapi kontradiksi antara ekspektasi tinggi terhadap produktivitas dan inovasi dengan realitas kerja yang penuh ketidakpastian. Banyak dari mereka terjebak dalam sistem kerja fleksibel yang eksploitatif, seperti tuntutan kerja tanpa batas waktu dan kontrak sementara tanpa jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, kondisi precarization semakin mengakar. Bagi kader GMNI, yang memiliki semangat juang dan idealisme tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial, situasi ini menjadi ironi. Di satu sisi, mereka harus tetap produktif meskipun kondisi kerja tidak mendukung, sementara di sisi lain mereka memikul tanggung jawab moral untuk terus memperjuangkan aspirasi kolektif para pekerja. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat mengikis potensi intelektual, semangat juang, serta daya transformasi generasi muda dalam menciptakan struktur sosial yang lebih adil. Oleh karena itu, peran negara menjadi sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang konkret dan menyeluruh. Kebijakan ini harus memastikan pemenuhan hak-hak dasar pekerja, termasuk perlindungan sosial yang layak, serta penegakan regulasi yang konsisten untuk mengurangi ketimpangan dan menghentikan eksploitasi dalam sistem kerja fleksibel. Tanpa langkah nyata tersebut, ketimpangan struktural di pasar tenaga kerja akan terus menjadi ancaman bagi masa depan generasi muda dan stabilitas tatanan sosial secara keseluruhan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini