MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok separatis dan teroris (KST) Papua kembali melakukan aksi anarkis sehingga menghambat masyarakat Papua untuk maju. Hal ini tidak lepas dari tindakan brutal mereka yaitu dengan membakar sekolah atau fasilitas pendidikan.
Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk teror yang bertujuan supaya masyarakat takut dan berpihak pada KST Papua.
“Itu bentuk teror, untuk memaksa dan ancaman agar masyarakat berpihak kepada mereka, sekaligus bentuk perlawanan terhadap pemerintah dengan membakar bangunan yang dibangun dan milik pemerintah,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 29 Januari 2022.
Adapun aksi barbar KST Papua ini kembali terjadi di Kabupaten Pegunungan Bintang. Tiga sekolah yang dibakar adalah bangunan Sekolah Dasar (SD) di Distrik Kiwirok, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Serambakon, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Oksibil.
Sementara itu yang paling baru yaitu menimpa bangunan SMPN Serambakon. KST Papua juga menebar ancaman dengan melepaskan rentetan tembakan. Situasi ini menimbulkan ketakutan bagi masyarakat. Akhirnya, puluhan warga mengamankan diri ke gereja akibat aksi yang meresahkan tersebut.
Persoalan ini harus diselesaikan oleh pemerintah supaya mampu mengejar angka kesenjangan ekonomi. Tidak hanya itu, secara paralel kualitas hidup masyarakat ditingkatkan dan permasalahan keamanan juga diselesaikan.