Kapolda Papua Instruksikan Kapolres Percepat Vaksinasi Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri menginstruksikan kapolres yang baru dilantik menggandeng pemerintah daerah dan tokoh agama untuk mempercepat vaksinasi Covid-19 di wilayah masing-masing.

Fakhiri ingin vaksinasi dipercepat demi terciptanya kekebalan komunal atau herd immunity. Apalagi saat ini sudah muncul varian baru Covid-19, Omicron.

“Saya berharap percepatan vaksinasi COVID-19 dikebut sehingga makin banyak warga yang divaksin hingga
nantinya terbentuk herd immunity,” ujarnya.

Fakhiri mengatakan, Polri masih menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sehingga diharapkan kapolres
yang baru dilantik dapat melaksanakan percepatan vaksinasi.

Di era modernisasi Polri dituntut untuk melaksanakan tugas secara profesional dan inovatif guna mendukung dan menyukseskan program prioritas Kapolri yang bertujuan menjadikan sumber daya manusia (SDM) Polri yang unggul di era police 4.0 serta meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

“Saya ingatkan kepada pejabat utama, kapolres dan seluruh personel Polda Papua agar aktif memonitor semua kegiatan di sekelilingnya dan jangan malas atau tidak mau tahu dengan kejadian ataupun kegiatan yang terjadi di masyarakat,” katanya.

Pejabat yang diserahkan terimakan adalah Kapolres Sarmi dari AKBP Harry Lanudjun kepada AKBP Timur Santoso, dan AKBP Harry Lanudjun selanjutnya dilantik sebagai DirTahti Polda Papua, Kapolres Paniai dari AKBP Naomi Giay diganti Kompol Abdus Syukur Felani dan Kayanma dijabat Kompol Marthen W. Asmuruf.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hilirisasi Jadi Motor Penyerapan Tenaga Kerja Nasional

Oleh : Doni Wicaksono )* Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, hilirisasi telah menjadi strategi kunci yang diusung oleh pemerintah. Langkah inibukan sekadar kebijakan industrialisasi, tetapi sebuah lompatan strategis untukmengubah struktur ekonomi dari berbasis ekspor bahan mentah menuju pengolahandalam negeri yang bernilai tambah tinggi. Salah satu dampak paling nyata darihilirisasi adalah kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja secara masif, terutama di sektor-sektor yang selama ini hanya menjadi penyedia bahan bakutanpa keterlibatan lebih dalam proses produksi. Dengan mengembangkan rantai nilaiindustri di dalam negeri, hilirisasi menjadi motor penggerak penciptaan lapangankerja yang luas dan berkelanjutan. Transformasi dari ekspor bahan mentah ke pengolahan industri telah membukapeluang besar di berbagai daerah, terutama di wilayah-wilayah penghasil sumberdaya alam. Sebagai contoh, pembangunan smelter di kawasan pertambangan tidakhanya menciptakan lapangan kerja langsung bagi ribuan tenaga kerja, tetapi jugamemicu pertumbuhan ekosistem ekonomi lokal, seperti jasa logistik, katering, transportasi, serta sektor UMKM penunjang lainnya. Pemerintah mencatat denganadanya proyek hilirisasi di sektor nikel, bauksit, dan tembaga, ribuan lapangan kerjatelah tercipta, bahkan sebelum fasilitas industri tersebut sepenuhnya beroperasi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakansebanyak 18 proyek prioritas hilirisasi diperkirakan akan menciptakan hampir 300 ribu lapangan kerja. Proyek-proyek tersebut kini telah memasuki tahap pra-studikelayakan. Pihaknya juga telah menyerahkan dokumen pra-studi kelayakan proyekprioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional kepada Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani. Masuknya Danantara untuk membiayai proyekhilirisasi akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerja bagimasyarakat. Hal ini dikarenakan nantinya nilai tambah yang ada di hilirisasi akanmasuk ke dalam negeri. Selain menciptakan lapangan kerja baru, hilirisasi juga mendorong peningkatankualitas sumber daya manusia. Pekerja tidak lagi hanya menjadi buruh kasar dalamproses ekstraksi sumber daya, tetapi mulai dilibatkan dalam proses-proses teknis, manajerial, dan operasional industri pengolahan. Hal ini mendorong peningkatankapasitas tenaga kerja melalui pelatihan, pendidikan vokasi, dan transfer teknologiyang difasilitasi oleh pemerintah maupun sektor swasta. Dengan begitu, hilirisasibukan hanya menciptakan kuantitas pekerjaan, tetapi juga meningkatkan kualitasdan daya saing tenaga kerja nasional di tingkat global. Kebijakan hilirisasi juga memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomiannegara. Dengan mengolah bahan mentah di dalam negeri, Indonesia tidak hanyamemperoleh nilai jual yang lebih tinggi dari produk turunannya, tetapi jugamemperkuat posisi dalam rantai pasok global. Hal ini membuka peluang eksporproduk jadi atau setengah jadi ke berbagai negara dengan nilai yang lebih tinggidibandingkan ekspor bahan mentah. Dengan demikian, pendapatan negarameningkat, devisa bertambah, dan stabilitas ekonomi nasional dapat lebih terjaga. Sementara itu, Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia,Muhammad Ishak Razak mengatakan hilirisasi dapat meningkatkan nilai tambahekonomi komoditas primer dan meningkatkan kontribusi industri pengolahanterhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, proyek-proyek tersebut dapatmendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangipengangguran, terutama di daerah-daerah kaya sumber daya, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Pemerintah secara konsisten mendorong percepatan hilirisasi melalui berbagaikebijakan strategis. Salah satunya adalah pemberian insentif investasi kepadaindustri pengolahan dalam negeri, termasuk keringanan pajak, kemudahanperizinan, dan penyediaan infrastruktur pendukung. Selain itu, regulasi laranganekspor bahan mentah juga menjadi langkah tegas yang memperkuat posisi industrihilir dalam negeri. Kebijakan ini meski sempat menimbulkan tantangan, terbuktimembawa dampak positif dalam jangka menengah dan panjang, termasuk dalammenciptakan iklim investasi yang kompetitif dan kondusif bagi pertumbuhan industriberbasis sumber daya alam. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci utama dalammenyukseskan hilirisasi sebagai motor penyerapan tenaga kerja nasional. Pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi dalam menyediakan regulasi yang mendukung, infrastruktur yang memadai, serta pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri. Sektor swasta, di sisi lain, diharapkan berperanaktif dalam membangun industri hilir yang berkelanjutan, bertanggung jawabterhadap lingkungan, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakatsekitar. Sementara itu, masyarakat juga perlu merespons peluang ini dengansemangat untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi agar dapat bersaing di era industri baru yang lebih kompleks dan dinamis. Ke depan, hilirisasi akan terus menjadi pilar penting dalam strategi pembangunannasional, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti dekarbonisasi, transisi energi, dan digitalisasi. Hilirisasi tidak hanya relevan di sektor tambang, tetapi juga dapat diperluas ke sektor perkebunan, perikanan, dan industri kreatif. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk usiaproduktif yang besar,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini