MATA INDONESIA, ALMATY – Seorang turis berkewargaan ganda, Rusia – Amerika Serikat (AS), Melaniya Pavlova terjebak di Kazakhstan. Sebagaimana diketahui, negara bekas bagian Uni Soviet itu tengah bergejolak akibat demonstrasi yang dipicu harga bahan bakar yang melonjak tinggi.
Sementara itu, Pavlova mengunjungi Almaty dengan beberapa teman pada pekan ini. Tapi kemudian protes mengguncang negara kaya minyak itu dan membuat Pavlova beserta teman-temannya tidak memiliki pilihan selain tetap bertahan di Almaty – kota terbesar di Kazakhstan.
Berbicara melalui sambungan telepon dari hotelnya di Almaty, Pavlova mengatakan bahwa ia khawatir dengan suara tembakan dan penjarahan yang terdengar jelas di sekitarnya.
“Kami tidak tahu bagaimana meninggalkan negara ini sekarang,” kata Pavlova, melansir Reuters.
Demonstrasi yang berubah menjadi kerusuhan berdarah itu juga menyebabkan sejumlah jadwal penerbangan dibatalkan karena pengunjuk rasa secara singkat mengambil alih bandara. Beberapa kereta juga dibatalkan, membuat Pavlova khawatir moda perjalanan tidak aman baginya.
“Sangat menakutkan bahwa ada penjarahan yang terjadi. Kami ingin pergi ke Bishkek (di Kirgistan) dan kemudian kembali ke Moskow, tetapi di luar sana berbahaya dan kami tidak benar-benar ingin mengambil risiko,” sambungnya.
Pavlova tiba di Almaty Minggu lalu setelah menghabiskan liburan Tahun Baru bersama keluarganya di Moskow. Setelah protes meletus, teman-temannya – termasuk yang seharusnya bepergian ke Australia, memesan penerbangan Rabu (6/1) malam waktu setempat untuk kembali ke Moskow.
“Tapi saat kami memeriksa barang bawaan kami, seluruh sistem rusak karena internet terputus,” ucapnya.
Setelah mengantri selama dua jam, mereka diberi tiket tulisan tangan dan naik ke pesawat. Namun, Pavlova mengatakan bahwa para pengunjuk rasa kemudian mengambil alih kendali bandara yang membuat pilot tak ingin mengambil risiko dan membuatnya dan teman-temannya terjebak.
“Kami ditahan di pesawat sepanjang malam, diberi makanan yang dimuat lebih awal untuk penerbangan, tetapi diberitahu bahwa mereka tidak bisa pergi sampai jam malam berakhir keesokan paginya. Sebuah truk pemadam kebakaran mengirimkan lebih banyak makanan,” tuturnya.