WHO: Varian Omicron Menyebabkan Rumah Sakit Penuh dan Kematian

Baca Juga

MATA INDONESIA, JENEWA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan masyarakat dunia untuk tidak menganggap remeh Covid-19 varian baru, Omicron.

Tedros juga mengatakan untuk tidak menyebut varian Omicron – yang pertama kali diidentifikasi di negara Afrika selatan pada November tahun lalu, ringan. Bahkan jika tampaknya kurang para darip varian Delta.

“Meskipun Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti harus dikategorikan sebagai ‘ringan,'” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers.

“Sama seperti varian sebelumnya, Omicron merawat orang di rumah sakit, dan membunuh orang,” sambung Tedros, melansir Yahoo News, Jumat, 7 Januari 2022.

Pada pekan lalu, Tedros menegaskan tsunami kasus Covid-19 yang dipicu oleh varian Omicron yang sangat menular akan membebani petugas kesehatan dan rumah sakit yang sudah mendekati ambang kehancuran.

Pernyataan Tedros datang ketika dunia menghadapi lonjakan kasus Covid-19, menurut data terbaru WHO. Di Amerika Serikat (AS), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa varian Omicron merupakan 95 persen dari kasus yang terjadi baru-baru ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini