MINEWS, JAKARTA-Ternyata pakaian seksi bukan menjadi penyebab utama pelecehan seksual yang dialami oleh para wanita. Namun, justru korbannya paling banyak mereka yang mengenakan pakaian tertutup, itu berdasarkan hasil survei Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA).
Hasil survei Koalisi Ruang Publik Aman menyebut sebesar 17 persen korban pelecehan seksual mengenakan pakaian tertutup. Paparan telah menunjukkan sebagian hasil survei tentang busana yang dikenakan saat responden mengalami pelecehan seksual.
Ada lima jenis pakaian yang menempati peringkat teratas yakni rok, hijab, baju lengan panjang, seragam sekolah, dan baju longgar.
Hasil survei mengenai perempuan berbusana tertutup juga menjadi korban pelecehan seksual terus bergaung di perbincangan publik, tak terkecuali di jejaring media sosial.
Apalagai dalam survei itu disebutkan ada 17 persen korban pelecehan seksual yang berasal dari kategori pengguna jilbab. Di luar lima jenis pakaian perempuan korban pelecehan seksual sebagaimana dipaparkan dalam konferensi pers survei itu, sebenarnya ada belasan jenis pakaian lain yang belum dipaparkan.
Survei mengenai pakaian yang digunakan perempuan saat kena pelecehan seksual ini adalah bagian dari hasil survei nasional terkait pelecehan di ruang publik. Survei dilakukan oleh Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA), terdiri dari Komunitas Hollaback Jakarta, perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (JDFG) dan Change.org.
Mereka menyatakan ada 62.224 responden yang berpartisipasi dalam survei ini. Survei digelar saat Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (25 November-10 Desember) pada 2018 lalu.
Berdasarkan keterangan dari pendiri kelompok perEMPUan, Rika Rosvianti, survei tentang pakaian yang digunakan perempuan saat kena pelecehan seksual diikuti 32.341 responden. Hanya responden perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual saja yang ditanyai soal jenis pakaian ini.
Mereka menyimpulkan, pelecehan seksual tidak disebabkan oleh jenis pakaian. Soalnya, korban pelecehan seksual ternyata juga mencakup perempuan berpakaian terbuka dan berpakaian tertutup. Hasil survei ini jelas menunjukkan bahwa tak ada hubungan antara pakaian yang dikenakan korban dengan pelecehan seksual.