MATA INDONESIA, JAKARTA-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis bencana yang terjadi di Indonesia sejak 1 Januari hingga 9 Desember 2021. Dalam waktu hampir setahun ini, tercatat ada 2.796 kejadian bencana.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, dari 2.796 kejadian bencana, 35 persen di antaranya merupakan banjir yang disusul cuaca ekstrem dan tanah longsor.
“Artinya, lebih dari 80 persen kejadian bencana yang terjadi di Indonesia dalam kurun saat Januari sampai Desember itu didominasi oleh bencana hidrometeorilogi, khususnya hidrometeorologi basah,” katanya.
Abdul menyebut, sebanyak 642 orang meninggal dunia akibat ribuan bencana. Total korban terdampak 8.121.980 jiwa dan rumah rusak 137.788.
Dari 34 provinsi di Indonesia, wilayah yang paling banyak mengalami kejadian bencana ialah Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Untuk Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan adalah provinsi-provinsi yang memang secara historis dalam lima tahun terakhir itu merupakan kawasan atau provinsi dengan frekuensi kejadian bencana paling tinggi di Indonesia.
Khusus sejak 1 hingga 10 Desember 2021, Abdul mencatat ada 71 kejadian bencana di Tanah Air. Dari total tersebut, 55 di antaranya kejadian banjir dan 16 tanah longsor.
“Dari 71 kejadian ini, di luar kejadian Semeru, itu ada tujuh korban meninggal. Di mana, satu korban meninggal longsor dan enam korban akibat banjir. Banjir juga ada 8 korban hilang dan 9 luka,” katanya.
Dalam 10 hari terakhir ini, kejadian bencana berdampak pada 372.397 jiwa. Jumlah korban meninggal dunia terbanyak terjadi di Lumajang. Disusul Lombok Barat, Kota Cirebon, Ketapang, Soppeng, dan Toraja Utara.
“Demikian juga korban hilang, selain Lumajang, ini merupakan kejadian hidrometeorologi basah di Natuna, Soppeng, dan Magelang,” katanya.