MATA INDONESIA, JAKARTA-Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekraf Fiki Satari mengatakan, ekonomi kreatif menjadi lokomotif penggerak bagi usaha lainnya termasuk UMKM.
“Dalam ekonomi kreatif kita mengenal ada 17 sub sektor industri kreatif dan empat basis pengembangan ekonomi kreatif, inovasi, seni budaya, teknologi, dan media. 17 sub sektor yang mengemuka masih di sektor kuliner, yakni 41 persen,” ujarnya, Jumat 19 November 2021.
Pada 2020, sektor ekonomi kreatif menyumbang PDB Rp1.100 triliun dan menyerap 17 juta tenaga kerja. Namun yang masih menjadi isu adalah digital gap, di mana pelaku ekonomi kreatif masih rendah yang beroperasi secara digital, sekitar 20,45 persen.
“Kunci dalam kondisi yang penuh tantangan ini adalah inovasi, mendorong produk dengan kreativitas, model bisnis yang tepat, adaptif, dan bertransformasi terkait digitalisasi dan teknologi,” katanya.
Menyinggung pemulihan ekonomi nasional, menurut Fiki, kuncinya adalah kolaborasi. Program bukan hanya dari Kementerian Koperasi dan UKM, tapi lintas kementerian, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Salah satu contohnya, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang bisa menstimulasi dan memobilisasi keberpihakan konsumen Indonesia yang jumlahnya amat besar. Dengan begitu bisa mengoptimalkan pasar lokal.
Data mencatat ada 3,1 juta transaksi per hari dan ada kenaikan 35 persen pengiriman barang. “Ini sangat signifikan,” ujarnya.
Sebagai bagian ekonomi kreatif, CEO Chatbiz Terry Djony mengatakan, saat pandemi pihaknya melakukan pelatihan. Karena banyak usaha terutama mikro yang biasa berjualan offline tapi karena pandemi harus jualan online.
Untuk itu pelatihan dilakukan menggunakan sosial media di antaranya membuat foto produk dengan baik.
“Siapa saja bisa bergabung dengan Chatbiz. Saat ini yang sudah bergabung ratusan seller atau penjual, transaksi yang terjadi bernilai miliaran rupiah per bulan. Adapun pembeli sudah puluhan ribu,” katanya.