Menpora Minta PSSI Hukum Berat Oknum Pengaturan Skor

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menpora Zainudin Amali meminta PSSI memberikan hukuman berat pada oknum yang terbukti terlibat melakukan pengaturan skor di kompetisi sepak bola nasional.

Setelah terjadi kasus pengaturan skor di Liga 2 yang melibatkan pelatih dan pemain klub Perserang, kini muncul lagi dugaan pengaturan skor di Liga 3 Jawa Timur.

Soal dugaan pengaturan skor di Liga 3 Jawa Timur diungkapkan Ketua Komite Disiplin, Erwin Tobing.

“Saya banyak ditanya tentang kasus yang di Jawa Timur tentang adanya pengaturan skor. Saya ingin menjelaskan bahwa itu dalam lingkup Liga 3 Jawa Timur. Karena Liga 3 Jawa Timur, maka akan ditangani oleh Asprov PSSI Jawa Timur dan komdisnya,” katanya.

Menpora Amali meminta PSSI mengusut tuntas kasus tersebut dan memberikan hukuman seberat-beratnya jika memang terbukti.

“Ini tidak mudah untuk membuktikan (dugaan suap). Butuh penguatan di klub, Askab, Askot, dan Asprov agar lebih ditekankan bahwa bukan juara yang jadi tujuan kita, khususnya di Liga 3 yang merupakan pembinaan supaya mereka bisa menjadi klub yang naik level,” kata Menpora Amali, dalam jumpa pers virtual, Kamis 18 November 2021.

“Apabila terbukti (pengaturan skor) itu hukumannya jangan ringan karena bisa membuat orang berulang kali untuk melakukan itu,” ujarnya.

Ada dugaan kasus pengaturan skor di klub Liga 3 Jawa Timur dalam pertandingan antara klub Gestra Paranane FA dengan NZR Sumbersari FC dan Gestra melawan Persema. Dalam pertandingan tersebut, Gestra kalah 0-1 dari NZR Sumbersari FC, dan takluk 1-5 saat melawan Persema.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini