Cuma Modal Nge-vlog, Kakek Uhi Diundang Raja Salman Naik Haji Gratis

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Rizki yang tidak terduga dialami seorang kakek berusia 94 tahun bernama Uhi. Dia bisa menunaikan ibadah haji gratis karena diundang Raja Salman.

Uhi bukan orang penting sehingga bisa diundang Raja Arab itu. Tetapi dia dan keluarganya yang sederhana memiliki keinginan kuat untuk menunaikan rukun Islam tersebut.

Sampai akhirnya bersama anaknya membuat vlog dua minggu lalu. Isi vlog itu adalah berupa harapan agar Raja Salman bisa menghajikan Uhi. Di dalam vlog yang beredar dua minggu lalu itu, Uhi tampak membuat vlog bersama putrinya yang memegang foto Raja Salman.

Setelah video itu viral, puluhan dermawan Arab Saudi ramai-ramai menyampaikan niat baik Kakek Uhi tersebut, hingga akhirnya video itu ditonton Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman.

Keduanya lantas memerintahkan petugas Istana Raja Arab mengundang sang kakek beserta sejumlah anggota keluarganya untuk dapat menjadi tamu kerajaan dan menunaikan ibadah haji pada tahun ini.

Hari ini, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam Abid Althaqafi, telah mengundang Kakek Uhi beserta keluarganya untuk datang ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Kuningan, Jakarta Selatan.

Undangan tersebut dilakukan untuk menyampaikan kabar gembira bahwa Penjaga Dua Kota Suci Umat Islam dan Putra Mahkota Arab Saudi telah memberikan perintah langsung setelah melihat videonya itu.

“Keduanya memerintahkan untuk segera memproses keberangkatan ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji,” kata Althaqafi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini