Pertama Kali Sejak 2016, Pemimpin Tertinggi Taliban Tampil di Hadapan Publik

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Untuk yang pertama kalinya sejak 2016, pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada tampil di hadapan publik dan berbicara dengan para pendukungnya di selatan Kota Kandahar.

Akhundzada mengambil kendali kelompok itu dan menjadi pemimpin spiritual gerakan Islam sejak 2016. Akan tetapi, sosoknya penuh misteri. Ya, ia menjadi sosok yang begitu tutup, bahkan setelah Taliban mengambil alih pemerintahan pada 15 Agustus.

Meski low profile, sosok Akhundzada tetap memicu spekulasi mengenai perannya dalam pemerintahan baru Taliban, bahkan hingga rumor mengenai kematiannya. Namun, pada Sabtu (30/10), ia mengunjungi Madrasah Darul Uloom Hakimah untuk berbincang dengan tentara dan muridnya yang pemberani.

Layaknya kunjungan pemimpin atau tokoh besar, terdapat keamanan ketat di acara tersebut. Bahkan tidak ada foto ataupun video yang tersebar di media sosial. Taliban hanya membagikan rekaman audio selama 10 menit di akun media sosial mereka.

Dalam rekaman tersebut Akhundzada – disebut sebagai “Amirul Mukminin”, atau panglima umat – memberikan pesan keagamaan. Pidatonya bahkan tidak menyentuh organisasi politik, tetapi mencari ridho Tuhan bagi kepemimpinan Taliban.

Ia juga berdoa untuk para martir Taliban, para pejuang yang terluka, dan keberhasilan pejabat Imarah Islam dalam ujian yang besar ini. Secara luas, ia dipilih untuk menjadi tokoh spiritual daripada komandan militer.

Akhundzada, tokoh agama yang rendah hati itu menjelma menjadi pemimpin Taliban dalam transisi kekuasaan yang cepat setelah serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) tahun 2016 dan menewaskan pendahulunya, Mullah Akhtar Mansour.

Setelah ditunjuk sebagai pemimpin, Akhundzada mendapat dukungan dari pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, yang menghujani ulama itu dengan pujian dan menyebutnya “emir orang beriman”.

Akhundzada ditugaskan untuk menyatukan gerakan Taliban yang sempat retak selama perebutan kekuasaan setelah pembunuhan Akhtar, dan pengungkapan bahwa kepemimpinan telah menyembunyikan kematian pendiri mereka Mullah Omar selama bertahun-tahun.

Profil publiknya sebagian besar terbatas pada pelepasan pesan selama hari libur Islam, dan Akhundzada diyakini menghabiskan sebagian besar waktunya di Kandahar, kota utama di jantung Afghanistan selatan Taliban.

Pesan terakhirnya adalah pada 7 September, ketika dia mengatakan kepada pemerintah Taliban yang baru diangkat di Kabul untuk menegakkan hukum syariah saat mereka memerintah Afghanistan.

Pekan lalu, Mullah Yussef Wafa, Gubernur Taliban di Kandahar dan sekutu dekat Akhundzada, mengatakan kepada AFP bahwa dia melakukan kontak rutin dengan pemimpin misteriusnya.

“Kami mengadakan pertemuan rutin dengannya tentang pengendalian situasi di Afghanistan dan bagaimana membuat pemerintahan yang baik. Dia adalah guru kami dan guru semua orang. Kami mencoba belajar sesuatu darinya,” kata Mullah Yussef.

“Dia memberikan nasihat kepada setiap pemimpin Imarah Islam Afghanistan dan kami mengikuti aturannya, sarannya, dan jika kami memiliki pemerintahan yang progresif di masa depan, itu karena nasihatnya,” tuntasnya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini