MATA INDONESIA, KIEV – Ukraina berhasil menghancurkan artileri milik kelompok separatis pro-Rusia, Howitzer di daerah Donbass dengan menggunakan unmanned combat aerial vehicle (UCAV) atau drone tempur buatan Turki bernama Bayraktar TB2K.
Rekaman tersebut dipublikasikan di laman Facebook angkatan bersenjata Ukraina menunjukkan Bayraktar TB2K menargetkan dan menembak howitzer era Soviet yang diidentifikasi sebagai D-30 pasukan pro-Rusia.
Angkatan bersenjata Ukraina menuduh kelompok separatis pro-Rusia melukai satu tentara dan membunuh yang lain dengan D-30 dekat kota timur Hranitne di garis depan.
“Bayraktar digunakan untuk memaksa musuh menghentikan tembakan. Setelah itu, penembakan posisi Ukraina berhenti,” kata staf umum angkatan bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan, melansir The Moscow Times, Kamis, 28 Oktober 2021.
Serangan drone Bayraktar TB2K itu tidak menimbulkan korban militer atau sipil, kantor berita Rusia Interfax mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Republik Rakyat Donetsk yang diproklamirkan sendiri dan dikuasai separatis.
Republik Rakyat Luhansk yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia menuduh Kiev menggunakan Bayraktar yang melanggar perjanjian gencatan senjata dan melarang penyebaran pesawat tak berawak asing di garis depan.
Serangan drone pada Selasa (26/10) adalah yang pertama sejak Turki mengirimkan batch pertama Bayraktar TB2K ke Ukraina pada Juli.
Perusahaan swasta Turki Baykar, yang memproduksi drone bersenjata, menggambarkan model TB2 sebagai kendaraan udara tak berawak taktis ketinggian menengah yang mampu melakukan misi intelijen, pengawasan dan pengintaian dan serangan bersenjata dengan jangkauan hingga 27 jam.
Laporan media mengatakan Kiev berencana untuk membeli sekitar 50 drone Bayraktar TB2, model unggulan yang telah digunakan dalam konflik melawan proxy Rusia di Suriah, Libya, dan wilayah Nagorno-Karabakh di pusat perselisihan selama beberapa dekade antara Azerbaijan dan Armenia.
Ukraina dan Turki menandatangani memorandum pada akhir September untuk mendirikan pusat pelatihan dan pemeliharaan bersama untuk drone di Ukraina. Bulan ini, Menteri Luar Negeri Ukraina mengatakan pihaknya berencana membangun pabrik untuk memproduksi drone Bayraktar di negara tersebut.
Penjualan drone ke Kiev menempatkan Ankara dalam posisi sulit, karena Turki juga bekerja sama di sektor pertahanan dengan Rusia, saingan Ukraina.
Kremlin mengatakan bahwa pasokan pesawat tak berawak Turki ke Ukraina berisiko mengacaukan konflik Ukraina timur meskipun ada hubungan “khusus” antara Moskow dengan Ankara.
Tentara Ukraina telah terkunci dalam konflik jangka panjang dengan pejuang separatis di Donetsk dan Luhansk sejak 2014 setelah Moskow mencaplok semenanjung Krimea dari Kiev. Konflik tersebut telah merenggut lebih dari 13 ribu nyawa.
Ukraina dan sekutu Baratnya menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata untuk mendukung separatis, yang dibantah Moskow.