MATA INDONESIA, HAIFA – Sebuah pedang sepanjang satu meter yang telah terselimuti organisme laut ditemukan di lepas pantai Utara Israel, Pantai Carmel, oleh seorang penyelam amatir, Shlomi Katzin. Diduga pedang tersebut adalah pedang milik seorang tentara Perang Salib.
Banyak yang memperkirakan bahwa pedang tersebut berasal dari dasar laut yang naik ke permukaan akibat pergeseran pasir. Selanjutnya pedang tersebut diambil alih oleh Otoritas Barang Antik Israel (IAA).
Pimpinan Unit Arkeologi Bawah Laut IAA, Kobi Sharvit, menjelaskan bahwa pihaknya akan membersihkan pedang tersebut, memeriksa dengan sinar X, dan menganalisis. Setelah mendapatkan hasilnya, barulah temuan itu diumumkan ke publik. Barangkali ada nama tentara pemilik pedang tersebut dan pernak-pernik yang tertera di pedang, ini bisa menjadi tambahan informasi. Saat ini penelitian tersebut masih berada di tahap awal.
Ia menuturkan, Pantai Carmel selama beradab-abad memang menjadi perlindungan alami bagi kapal yang menghadapi badai di perairan tersebut. Karena kondisi inilah akhirnya banyak kapal dagang datang ke perairan tersebut dan menyisakan berbagai temuan arkeologis.
Sharvit dan timnya berasumsi bahwa pedang tersebut adalah pedang milik tentara komunitas ksatria, yang kala itu tinggal di kota kecil Atlit. Alasannya karena kota Atlit dekat dengan letak penemuan pedang tersebut.
Nir Distelfeld, Inspektur Unit Pencegahan Perampokan IAA, mengatakan bahwa pedang ini adalah sebuah penemuan yang indah dan langka. Ia yakin pedang tersebut adalah milik prajurit dalam Perang Salib yang terjadi sekitar 900 tahun silam. Dan pedang ini mampu membuat masyarakat modern kembali bernostalgia ke era yang berbeda, mengenang saat-saat peperangan, dimana ksatria saat itu mengenakan baju zirah dan membawa pedang.
Perang salib adalah serangkaian pertempuran agama yang terjadi di abad pertengahan. Sesuai dengan namanya, tentara-tentara dalam perang salib adalah kelompok orang-orang beragama Katolik. Perang salib terkenal sebagai perang perebutan tanah suci antara kelompok Muslim dan Katolik, yang terjadi di kawasan Mediterania Timur.
Reporter: Intan Nadhira Safitri