Dibully Habis-habisan Netizen +62 Gegara Batik, Miss World Malaysia Minta Maaf

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Miss World Malaysia, Lavanya Sivaji meminta maaf terkait komentarnya soal batik. Dia tahu batik berasal dari Jawa, Indonesia.

Netizen Indonesia ramai-ramai membully Lavanya terkait komentarnya soal batik. Dia disebut mengklaim batik berasal dari Malaysia. Tanpa ampun, netizen +62 menggeruduk kolom komentar Instagramnya.

“Kain batik melambangkan keragaman di antara orang Malaysia, dengan berbagai warna, cetakan & desainnya. Oleh karena itu, saya mempersembahkan kepada Anda gaun malam saya untuk Miss World Malaysia 2021 yang terbuat dari kain batik Malaysia,” ujar Lavanya.

Setelah mendapat banyak bully-an dari netizen Indonesia, Lavanya meminta maaf di dalam postingan terbarunya.

“Hai semuanya! Kepada para pecinta kontes yang saya cintai khususnya di Indonesia. Saya harap kalian semua dalam keadaan sehat. Pertama-tama, saya ingin meminta maaf jika saya telah menyinggung siapa pun untuk posting ini,” tulisnya.

“Saya mengakui Batik berasal dari Jawa serta desain dan sejarahnya. Namun, tidak sedikit negara lain yang mempraktekkan unsur budaya tersebut antara lain Malaysia, Sri Lanka, India dengan desain dan motifnya masing-masing,” katanya.

“Baik itu Malaysia, Indonesia atau negara lain, saya akan selalu merasa bangga memakai Batik. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda semua karena telah mengingatkan saya untuk menghormati akar, budaya, dan tradisi kita. Setiap kali saya memakai Batik, saya bisa merasakan kekuatan nutrisi dari seorang wanita sejati,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini