Ada Bukti Video Ashraf Ghani Bawa Uang Miliaran USD

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Mantan kepala pengawal mengatakan bahwa mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani melarikan diri dengan membawa tas berisi uang. Ia bahkan menegaskan memiliki bukti video.

Selain itu, Brigadir Jenderal Piraz Ata Sharifi – yang bertanggung jawab atas keamanan sehari-sehari Ghani, menyatakan bahwa ia melihat transfer tas besar uang tunai dari bang sentral Afghanistan ke Ghana.

“Saya memiliki rekaman (CCTV dari istana) yang menunjukkan bahwa seseorang di bank Afghanistan membawa banyak uang ke Ghana sebelum pergi,” kata Sharifi, melansir X News Net.

“Ratusan juta, mungkin miliaran USD. Ada banyak tas besar dan berat. Itu bukan nasi. Uang ini seharusnya untuk pasar valuta asing. Setiap Kamis  USD didatangkan untuk tujuan itu. Sebaliknya, presiden mengambilnya. Dia mengambil semua uang dan melarikan diri,” sambungnya.

Sheriff tidak pernah menyangka bahwa Ashraf Ghani – yang kabarnya berada di Uni Emirat Arab itu, membawa pergi uang. Namun, klaim ini telah dibantah oleh Ghani – sosok yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).

“Saya tidak akan pernah berpikir (Ghani) melakukannya. Tapi saya punya bukti untuk dibagikan ketika saya aman. Presiden tidak pernah memberi tahu kami bahwa dia akan pergi. Mereka baru saja melarikan diri dan meninggalkan saya,” sambungnya.

Sebelumnya Ghani mengungkapkan bahwa ia meninggalkan Kabul atas desakan pejabat keamanan istana karena mereka khawatir kehadirannya akan menyebabkan pertempuran yang mengerikan, seperti saat perang tahun 1990-an.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini