MATA INDONESIA, KABUL – Sekitar 20 pasukan khusus Inggris atau Special Air Service (SAS) terpaksa melakukan perjalanan sejauh ratusan mil demi melarikan diri dari Afghanistan yang kini dikuasai Taliban.
Sebagai informasi, pasukan tersebut saat ini sedang berada dalam misi di Afghanistan selatan dan tidak ada helikopter yang tersedia untuk mengevakuasi mereka ke luar negeri.
Alhasil, SAS terpaksa menggunakan cara licik demi dapat meninggalkan negara tersebut, yakni mengibarkan bendera Taliban dalam perjalanan mereka ke ibu kota, Kabul. Begitu tiba di ibu kota, pasukan tersebut menyamar sebagai perempuan dengan mengenakan burqa.
“Tim SAS telah berada di Afghanistan selama berbulan-bulan dan telah melakukan misi pengintaian rahasia ketika semuanya menjadi kacau. Mereka diperintahkan untuk membatalkan operasi dan bersiap-siap untuk segera diekstraksi ke Kabul,” sebuah sumber mengatakan kepada Daily Star.
“Pasukan membuang sebagian besar peralatan mereka kecuali senjata dan amunisi mereka dan menutupi diri mereka dengan burqa. Setiap kali mereka datang ke blokade jalan, seorang tentara pasukan khusus Afghanistan menjelaskan bahwa para perempuan itu sangat taat dan ingin menyambut kembalinya Taliban ke Afghanistan,” tuturnya.
Sumber tersebut mengatakan bahwa cara licik itu berhasil mengelabui Taliban. Ada beberapa momen yang tidak pasti, tetapi bahkan Taliban enggan melepas burqa dari seorang perempuan, katanya.
Pasukan Inggris terakhir secara resmi mengevakuasi Kabul pada pekan lalu, menandari akhir dari keterlibatan militer mereka selama dua dekade di negara yang terletak di wilayah Asia Selatan dan Asia Tengah itu.
Sejak 14 Agustus 2021, lebih dari 15 ribu orang telah dievakuasi oleh pasukan Inggris yang menandai salah satu pengangkutan udara terbesar dalam sejarah militer. Menurut Downing Street, sebanyak 2 ribu pengungsi merupakan anak-anak, dengan yang termuda baru berusia satu hari.
Sekitar 5 ribu warga negara Inggris telah dievakuasi dari Kabul bersama dengan 8 ribu warga Afghanistan yang sebelumnya dipekerjakan oleh Inggris dan keluarga mereka. Orang-orang yang dianggap berisiko bagi Taliban juga dievakuasi.