MATA INDONESIA, KABUL – Kelompok Taliban memuji Cina sebagai tetangga yang hebat. Kelompok yang kini menguasai Afghanistan itu memperbarui janji mereka untuk memberantas terorisme demi menarik investor asal Negeri Tirai Bambu.
“Kami siap untuk bertukar pandangan dengan Cina mengenai bagaimana terus maju dalam hal meningkatkan hubungan timbal balik kami, membangun perdamaian di kawasan itu, dan bantuannya dalam rekonstruksi Afghanistan,” kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen, melansir South China Morning Post (SCMP).
“Cina, negara tetangga kita yang hebat, dapat memiliki peran konstruktif dan positif dalam rekonstruksi Afghanistan dan juga dalam pembangunan ekonomi dan kemakmuran rakyat Afghanistan,” sambungnya.
Pada pertemuan Tianjin, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada pemimpin dan salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar bahwa Taliban harus berurusan dengan Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM) –yang merupakan kelompok teroris yang berbasis di Xinjiang yang diberi perlindungan oleh Taliban di masa lalu.
“Taliban perlu sepenuhnya memutuskan semua kekuatan teroris dengan sikap yang jelas dan mengambil tindakan untuk memerangi organisasi teroris internasional yang diklasifikasikan oleh Dewan Keamanan PBB,” kata Wang Yi kala itu.
Suhail mengulangi janji kelompoknya bahwa Taliban telah memberikan pesan yang jelas kepada semua orang bahwa tidak ada yang dapat menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan negara tetangga dan negara lain.
Taliban juga mengucapkan janji serupa kepada Amerika Serikat (AS) dan Pakistan untuk mengakhiri dukungannya kepada al-Qaeda dan Tehrik-i-Taliban Pakistan.
Sedangkan Iran dan Tajikistan lebih fokus pada pembentukan pemerintahan yang inklusif dan stabil di Afghanistan yang akan mewakili semua etnis dan agama minoritas, meskipun Cina dan Pakistan juga melontarkan hal yang sama.
Sebelumnya, pemerintah Cina menyatakan siap membangun hubungan baik dan kooperatif dengan kelompok Taliban. Negeri Tirai Bambu menjadi negara pertama di dunia yang melontarkan pernyataan tersebut , setelah Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus 2021.
Beijing berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan Taliban, di saat negara-negara lain menarik staf diplomatiknya. Untuk diketahui, Cina berbagi perbatasan seluas 76 kilometer (47 mil) yang terjal dengan Afghanistan.