MATA INDONESIA, JAKARTA-Adanya Satelit Satria 1 diharapkan mampu mendorong pemerataan akses internet bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso.
Ia menyebut, dampak positif proyek Satria 1 terhadap perekonomian juga akan dirasakan dan berdampak signifikan melalui peningkatan jaringan telekomunikasi, UKM transaksional center, berbagai proses e-office dan berbagai proses layanan lainnya.
Susiwijono mengatakan, Proyek satelit multifungsi Satria 1 merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) sebagaimana tercantum dalam Perpres 109 tahun 2020 tentang proyek strategis nasional (PSN).
Proyek tersebut didukung penuh dan dimonitor oleh seluruh kementerian/lembaga, termasuk di Kemenko Perekonomian melalui Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).
Dengan demikian, seyogyanya setiap kementerian teknis dan lembaga terkait juga pemerintah daerah (Pemda) perlu terus meningkatkan koordinasi dan integrasi. Terutama dalam menyelesaikan isu teknis sehingga semua bisa disinergikan dan bisa mendukung sepenuhnya operasi satelit Satria 1 tersebut.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate mengatakan, proyek Satelit Multifungsi Satelit Indonesia Raya (Satria-1) merupakan bentuk nyata upaya pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyediakan konektivitas internet yang inklusif dan merata ke seluruh pelosok negeri. Khususnya di wilayah terluar, tertinggal dan terdepan (3T).
“Proyek Satelit Satria I akan mulai beroperasi pada 17 November 2023 secara komersial menghadirkan internet dengan kapasitas 150 Gigabit per second (GBPS) di 150.000 titik layanan publik,” katanya.
Johnny mengatakan, proyek Satelit Satria 1 akan memiliki 11 stasiun bumi atau gateway yang tersebar di beberapa lokasi di seluruh Indonesia. Yakni di Cikarang, Bekasi yang mulai dilakukan ground breaking pembangunannya pada hari ini. Stasiun Bumi yang di Cikarang nantinya akan menjadi Primary Satellite Control Center (PSCC) dan Network Operations Center (NOC).
Selain itu, 10 stasiun bumi lainnya berada di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura. Adapun stasiun bumi di Banjarmasin akan menjadi Back-Up Satellite Control Center (BSCC).
“Ke-10 pembangunan gateways ini masih dalam proses pengadaan lahan, karenanya saya tentu berharap, bahwa kepala daerah, tokoh masyarakat untuk membantu agar land back yang tidak seberapa besarnya juga bisa tersedia dengan baik,” katanya.