Bangun Jalan ala Kearifan Lokal di Papua, Permudah Akses Petani dan Nelayan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Pembangunan infrastruktur di Papua terus dikebut. Tak hanya infrastruktur skala besar seperti jalan perbatasan dan Trans Papua, penyediaan infrastruktur kerakyatan juga disalurkan dengan skema Padat Karya Tunai (PKT).

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Program PKT dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan warga setempat sebagai pelaku.  Khususnya pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi. Tujuannya untuk mendistribusikan dana pembangunan hingga ke desa-desa.

”’Selain untuk meningkatkan daya beli masyarakat, PKT juga bertujuan mendistribusikan dana pembangunan hingga ke pelosok. Pola pelaksanaan PKT juga harus memperhatikan protokol physical & social distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19,” kata Menteri Basuki.

Program PKT di Provinsi Papua salah satunya disalurkan melalui Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kementerian PUPR pada umumnya membangun jalan produksi dan tambatan perahu untuk memudahkan nelayan maupun petani mengangkut hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan. Sesuai data emonitoring 6 Agustus 2021, pukul 11.07 WIB, Program PISEW di Papua tahun 2021 dilaksanakan di 20 lokasi dengan serapan tenaga kerja sebanyak 346 orang.

Beberapa program yang telah selesai pengerjaannya dan memberi manfaat bagi masyarakat diantaranya di Distrik Agats, Kabupaten Asmat melalui pembangunan jalan jerambah dan tambatan perahu berbahan dasar kayu.

Wilayah Distrik Agats yang didominasi dengan lahan gambut dinilai menyulitkan akses warga beberapa desa di Distrik Agats untuk menjangkau distrik lain, khususnya saat musim hujan. Akses warga satu-satunya adalah menggunakan canoe atau speed boat dengan biaya sewa cukup mahal.

Pembangunan jalan desa dan tambatan perahu tersebut memberikan manfaat warga dalam menjalankan aktivitas perekonomian yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani. Kehadiran jalan jerambah mempermudah akses petani dari dan menuju areal pertanian, sehingga memaksimalkan produksi pertanian dan mengurangi biaya produksi. Tambatan perahu juga berfungsi sebagai tempat untuk mengikat/menambat perahu-perahu warga saat berlabuh/parkir sebelum dan setelah bongkar muat muatan di lingkungan kampung nelayan.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini