Pengalaman Bima Arya: Makan Pecel Lele 20 Menit, Seperti Kesiangan Sahur

Baca Juga

MATA INDONESIA, BOGOR – Bagaimana rasanya makan 20 menit di warung maupun restoran saat pelonggaran PPKM Level 4? Wali Kota Bogor Bima Arya mencoba mempraktikan bagaimana rasanya makan di warung selama 20 menit sesuai dengan aturan pemerintah.

Pemerintah memberikan kelonggaran saat PPKM Level 4. Salah satunya adalah warga kini boleh makan di warung makan/warteg, pedagang kali lima, dan lapak terbuka. Durasi makan di tempat atau dine in dibatasi maksimal 20 menit dan maksimal pengunjung 3 orang. Pelaksanaan pengawasan makan 20 menit di lapangan akan didukung TNI, Polri, dan pelaku usaha.

Nah Wali Kota Bogor Bima Arya bersama ajudannya mencoba melakukan praktik ini. Kegiatan ini ia bagikan dalam Instagram pribadinya. ”Dalam aturan PPKM yang diperpanjang Melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri, warung makan kaki lima boleh buka dan bisa makan di tempat. Ini untuk berikan kesempatan bagi usaha kecil untuk tetap bisa memperoleh pendapatan hariannya,” ujar Bima Arya yang memosting di instagram pribadinya, Selasa 27 Juli 2021.

Dalam video unggahannya itu, Bima Arya mendatangi warung di pinggir jalan yang menurutnya adalah langganan dia makan. Ia kemudian memesan pecel lele dan melihat jam waktu pesannya. Pesanan tiba 10 menit kemudian sehingga Bima Arya punya waktu 10 menit guna menyantap hidangannya. Setelah makan, Bima Arya juga memperlihatkan jam waktu selesai dia makan.

Dia kemudian bertanya kepada ajudannya apakah waktu 20 menit cukup. Ajudannya menjawab pas-pasan. Bima kemudian berkata bahwa waktu 20 menit memang pas-pasan dan waktu akan lebih lama jika di warung terjadi antrean.

”Jadi memang pas-pasan, makannya harus konsentrasi. Kalau dihitung dari mulai pesan memang pas, cepet. Ya ini 20 menit pas karena enggak ada orang lagi dan tadi tidak antre. Kalau antre, ada orang lain, mungkin bisa lebih lama lagi. Nah, itulah realita di lapangan,” ujarnya.

Satu hal yang menarik Bima menyebut bahwa makan dengan waktu 20 seperti sedang kesiangan sahur. ”Saya coba makan di warung Pecel Lele Berkah Jalan Dadali. Waktunya memang cukup, tapi rasanya seperti kesiangan sahur dan imsak sisa 20 menit lagi,” kata Bima, tergelak.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Bima Arya (@bimaaryasugiarto)

Bima mengakui makan 20 menit tidak mudah. Apalagi soal pengawasannya. Namun, menurut dia, hal ini semata-mata untuk mengurangi risiko penularan COVID-19.

”Tidak mudah memang, baik praktik maupun pengawasannya. Tapi ini untuk mengurangi risiko penularan ketika makan. Banyak yang tetap memilih untuk membawa pulang pesanan makanannya. Lebih aman,” ujarnya.

Hal itu juga diakui oleh pedagang Pecel Lele. Ia mengakui bahwa kebanyakan pembeli datang ke warungnya lebih banyak memesan makanan dan langsung pergi.

Nasihat Bima Arya kepada pedagang itu adalah patuhi protokol kesehatan dan ikuti anjuran pemerintah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini