Home Headline Soal Negara Gagal Karena Pandemi, Pengamat: Itu Terlalu Dini dan Berlebihan

Soal Negara Gagal Karena Pandemi, Pengamat: Itu Terlalu Dini dan Berlebihan

0
167
Banyak masyarakat yang abai akan protokol kesehatan di masa pandemi dan menyebabkan angka positif covid-19 terus naik
Banyak masyarakat yang abai akan protokol kesehatan di masa pandemi dan menyebabkan angka positif covid-19 terus naik

MATA INDONESIA, JAKARTA-Diksi Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas soal negara gagal mendapat sorotan dari Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute Karyono Wibowo.

Menurutnya, apa yang dilontarkan Ibas itu berlebihan. Karena indikator negara gagal tak bisa diukur cuma dari faktor kasuistik seperti dalam penanganan pandemi Covid-19 ini. Sebutan negara gagal juga tak cukup tepat bila penyebabnya hanya kelangkaan oksigen maupun statistik kasus positif corona.

“Diksi failed nation ini boleh dibilang berlebihan, jika hanya mendasarkan pada indikator yang kasuistik dan parsial seperti kelangkaan oksigen dan posisi statistik angka positif covid tanpa memperhatikan indikator fundamental yang lain,” katanya.

Menurutnya, Indonesia belum ada tanda-tanda mengarah ke negara gagal. Tetapi, di sisi lain Karyono menghargai Ibas yang mengkritik pemerintah karena peduli terhadap negara.

“Pasalnya, syarat-syarat menuju negara gagal masih belum terpenuhi untuk sementara ini. Tetapi, sekali lagi, kritik dari Ibas maupun sejumlah kritikus yang berkompeten dan konstruktif tentu bermanfaat untuk memacu peningkatan kinerja pemerintah,” katanya.

Kritikan Ibas, kata dia adalah sesuatu yang lumrah. Terlebih, Ibas adalah politisi partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan. Sehingga, motif pemanfaatkan situasi pandemi untuk memperluas segmen dukungan sulit ditepis.

“Sebagai politisi Ibas tanggap dalam memanfaatkan peluang dengan membidik publik yang kecewa terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi. Tapi terlepas dari itu, kritik Ibas adalah sebuah konsekuensi atas posisi Demokrat sebagai partai penyeimbang yang sudah semestinya melakukan kritik dan memberikan solusi,” katanya.

Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyatakan, Indonesia belum cukup tepat dinyatakan negara gagal karena persoalan penanganan pandemi Covid-19. Sebab, negara gagal identik dengan kelaparan dan kekeringan.

“Selama ini negara gagal itu identik dengan kehancuran karena perang saudara, kelaparan, kekeringan tak ada air, dan seterusnya,” katanya.

Analis politik ini menyatakan, meledaknya kasus positif corona di Tanah Air belum terjadi terlalu lama. Maka dari itu, belum tepat jika dibilang Indonesia sebagai ‘failed nation’.

“Di Indonesia lonjakan covid baru terjadi dua minggu belakangan, jadi terlalu dini untuk disebut negara gagal,” katanya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here