MATA INDONESIA, JAKARTA – Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua menganjurkan TNI-Polri menerapkan falsafah Jawa dalam menyelesaikan masalah keamanan di provinsi paling timur Indonesia tersebut.
Ketua FKUB Papua, Pendeta Lipius Biniluk mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi dan petinggi TNI-Polri menyerahkan tanggung jawab keamanan sepenuhnya kepada Kapolda Papua dan Pangdam XVII Cendrawasih.
Namun, Lipius menganjurkan agar jangan darah dibalas dengan darah karena, menurutnya, tidak akan menyelesaikan masalah.
“Jika perlu anggota TNI-Polri yang bertugas di Papua menerapkan falsafah atau tradisi lelaki Jawa yang menyimpan senjatanya (keris) di belakang yang akan digunakan hanya bila situasi dianggap genting,” kata Pendeta Lipius yang dikutip Minggu 6 Juni 2021.
FKUB Papua berharap personel TNI-Polri yang saat ini bertugas di Papua harus memahami budaya masyarakat setempat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman saat menyelesaikan masalah keamanan di sana.
Jangan mengira akan terjadi kekerasan jika mereka melihat warga membawa panah dan senjata tradisional lainnya.
Namun, Ketua FKUB Papua itu mengapresiasi respons cepat Polri saat mengungkap jaringan teroris di Merauke.
Dia meminta masyarakat membantu melaporkan kepada aparat keamanan hal-hal mencurigakan di sekitar lingkungannya.