Pakar Politik: Koalisi Parpol di Pilpres 2024 Bisa Usung Lebih dari Dua Paslon

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pakar politik dan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai bahwa pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan lebih kompetitif. Pasca selesainya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, ia menilai masing-masing koalisi parta politik (parpol) berpotensi besar mengusung lebih dari dua paslon.

“Selain karena Jokowi sudah tidak mencalonkan lagi, calonnya akan lebih banyak. Koalisi tidak hanya mengusung dua paslon tapi bisa tiga sampai empat paslon,” kata Siti Zuhro kepada Mata Indonesia News, Selasa 1 Juni 2021.

Selain itu, pilpres 2024 dinilai akan semakin memberikan banyak alternatif pilihan pemimpin karena potensi para ketua umum parpol mencalonkan diri cukup besar. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan pencalonan ketua umum parpol yang rekam jejakanya sudah dikenal publik.

“Demikian juga beberapa kepala daerah yg sdh dikenal publik  tak tertutup kemungkinan juga akan mencalonkan diri dlm pilpres nanti,” kata Siti Zuhro.

Potensi munculnya pasangan calon presiden di pilpres 2024 juga dikemukakan oleh Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati. Ia menegaskan bahwa publik tidak perlu khawatir bila dalam pilpres 2024 mendatang terjadi metode dua putaran.

“Tidak perlu khawatir juga dengan paslon yang banyak, toh dalam pengamalan kita sebanyak-banyaknya calon di pilpres kita hanya sebanyak 5 paslon di Pilpres 2004,” kata Nur Agustyati.

Ia menilai dengan banyaknya pasangan calon yang akan berkompetisi di pilpres 2024, masyarakat bakal mendapatkan alternatif pilihan. Hal ini juga dinilai bisa memicu parpol yang ada di Indonesia untuk serius dalam mempersiapkan kadernya untuk maju dalam pilpres 2024.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini