MATA INDONESIA, JAKARTA-Hampir setahun lebih virus covid-19 melanda Indonesia dan dunia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam hal ini pemerintah terus berupaya menekan angka tersebut dengan melakukan penyediaan vaksin dan mengimbau masyarakat melakukan protokol kesehatan (prokes).
Karena kata dia, pemerintah tidak bisa sendiri untuk mengakhiri pandemi virus corona ini di tanah air, perlu dukungan semua terutama masyarakat diminta disiplin mematuhi prokes agar tak terinfeksi Covid-19.
“Rakyat disiplin mematuhi protokol kesehatan dan pemerintah mengupayakan vaksin. Begitulah seharusnya kita bersama-sama berikhtiar untuk mengakhiri pandemi Covid-19 ini,” kata Jokowi dikutip dari akun instagramnya @jokowi, Minggu 9 Mei 2021.
Pemerintah sendiri telah mendatangkan 1,389 juta dosis vaksin Covid-19 siap pakai AstraZeneca dari Covax Facility ke Indonesia, Sabtu 8 Mei 2021. Jokowi menyebut hingga kini Indonesia telah mengamankan 75,91 juta dosis vaksin dari Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm.
“Vaksin-vaksin sudah tersedia dan masih akan terus kita datangkan. Saya berharap masyarakat mendukung program vaksinasi seraya tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan,” katanya.
Sebagai informasi, sebanyak 13.284.422 orang telah mendapatkan vaksin covid-19 dosis pertama per Sabtu, 8 Mei 2021. Angka ini bertambah 147.736 dibanding satu hari sebelumnya.
Sementara itu, penerima vaksin Covid-19 dosis kedua bertambah 127.595 orang menjadi 8.583.854 orang. Pemerintah menargetkan 40.349.049 orang mendapat vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi Covid-19 merupakan langkah pemerintah untuk membentuk herd immunity atau kekebalan komunitas di lingkungan masyarakat. Pemerintah menargetkan 181,5 juta penduduk Indonesia harus divaksin agar tercipta herd immunity.
Vaksinasi Covid-19 di Indonesia dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama untuk petugas kesehatan, targetnya mencapai 1.468.764 orang. Tahap kedua untuk petugas pelayanan publik dan lansia dengan target sasaran masing-masing 17.327.167 dan 21.553.118 orang.
Adapun tahap ketiga untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi, targetnya menjangkau 63,9 juta orang. Tahap terakhir, untuk masyarakat umum dengan pendekatan klaster, total target 77,7 juta orang.