MATA INDONESIA, JAKARTA-Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha lokal guna menangkap peluang investasi di sektor inovasi dan teknologi.
Karena yang paling sulit saat ini untuk matchmaking dengan pelaku lokal, karena investor global punya kriteria masing-masing.
“Perlu dukungan pembinaan dari pemerintah, jika kerja sama ini dilakukan dan pemerintah memfasilitasi dengan insentif, kami yakin kerja sama investor global dan nasional bisa terjadi dengan lebih mudah dan cepat,” ujar Shinta, Jumat 12 Maret 2021.
Terkait investasi sendiri, Shinta menilai sejatinya banyak peluang investasi yang belum optimal ditangkap oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Padahal menurut Shinta, UndangUndang (UU) Cipta Kerja telah memberikan ruang akselerasi investasi yang cukup luas.
Ia juga menilai perlu peningkatan soal kepastian memperoleh insentif maupun stimulus buat calon investor yang bakal masuk Indonesia, terlebih untuk investasi-investasi yang memiliki efek berganda atau multiplier effect.
“Ini yang perlu dipastikan, bagaimana pemerintah bisa meningkatkan kepastian, kalau perlu diawasi betul agar insentif fiskal maupun non fiskal bisa diberikan kepada investor global yang menciptakan inklusivitas bisnis maupun mengembangkan supply chain,” katanya.
Direktur Deregulasi BKPM Yuliot menyambut baik berbagai masukan dari seluruh pihak yang perhatian terhadap iklim investasi dalam negeri.
Ia mengatakan, pihaknya akan segera merespon arahan Presiden dengan menyiapkan insentif selain yang sudah ditentukan dalam Peraturan Presiden (Perpres) 10/2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.
“Kami akan usulkan insentif bagi perusahaan yang melakukan kemitraan dengan pelaku lokal,” ujarnya.
Adapun dalam Perpres 10/2021, sudah ditentukan bahwa para investor yang mengucurkan modal ke dalam negeri berhak atas insentif berupa tax holiday, tax allowance, investment allowance, sampai bebas bea masuk untuk impor mesin dan peralatan untuk pembangunan pabrik di Indonesia.