MATA INDONESIA, JAKARTA – Di tengah pandemi COVID-19, provinsi Sulawesi Utara mengekspor hasil perikanan, berupa gurita beku dengan total volume 66, 8 ton! Amerika Serikat dan Jepang merupakan pangsa pasar utama dari hasil laut Indonesia dalam beberapa tahun belakangan.
Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kendari mengatakan bahwa memasuki tahun 2021, ekspor gurita beku dari provinsi Sulawesi Utara cukup menjanjikan.
“Ekspor gurita beku tersebut kepada dua negara tujuan yakni Jepang dan Amerika Serikat melalui Pelabuhan Kendari New Port,” kata Kepala BKIPM Kendari, Amdali Adhitama, Kamis, 11 Maret 2021.
“Permintaan ekspor gurita dari kedua negara itu tinggi, sehingga hampir sepanjang tahun para pengusaha kita melakukan ekspor untuk memenuhi permintaan negara-negara tujuan tersebut,” katanya.
Amdali bersyukur bahwa pandemi COVID-19 yang menyerang Bumi tak mengganggu denyut ekspor gurita beku hasil kekayaan laut Sulawesi Tenggara, justru sebaliknya, permintaan ekspor malah lebih tinggi daripada sebelum pandemi.
Berdasarkan data BKIPM Kendari, tahun 2020, provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengeskpor komoditas ini ke tiga negara, yakni Amerika Serikat, Jepang, dan Italia. Adapun total ekspor gurita beku ketiga negara tersebut sebanyak 568,94 ton dengan total senilai 40,34 miliar Rupiah.
Tahun 2020, Amerika Serikat merupakan importir utama dengan total 349,48 ton, senilai 20,33 miliar Rupiah. Jepang berada di urutan kedua dengan volume mencapai angka 191,55 ton senilai 18,11 miliar Rupiah, terakhir Italia dengan total volume 27,9 ton dengan nilai 1,89 miliar Rupiah.
“Kita bersyukur meskipun dalam suasana pandemi COVID-19, namun kinerja ekspor perikanan khususnya jenis ikan gurita beku masih stabil atau mengalami peningkatan dari tahun sebelum adanya pandemi,” kata Amdali.
Sementara ekspor gurita beku tahun 2019 hanya di angka 411,68 ton dengan nilai sebesar 39,01 miliar Rupiah. Untuk tahun 2019, ekspor gurita beku hanya ke Negeri Paman Sam dan Negeri Sakura.