Penangkapan Petinggi JI, Kunci Mengurai Pengikutnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penangkapan petinggi Jamaah Islamiyah (JI) menjadi kunci mengurai pengikutnya. Itu terlihat pasca penangkapan Taufik Bulaga alias Upik Lawanga di Lampung pada 23 November 2020. Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai hal ini disebabkan basis JI yang memiliki ikatan kuat dalam kelompok.

“Basis JI memang kelompok, bukan gerakan individu, jika menangkap pimpinan pundak maka informasi akan banyak diperoleh sehingga struktur bawahnya bisa diurai,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Kamis 4 Maret 2021.

Fenomena ini terlihat dari sejumlah penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 Antiteror di beberapa wilayah Jawa Timur. Sejauh ini penangkapan sudah dilakukan di empat wilayah berbeda yakni Surabaya, Malang, Kediri, dan Bojonegoro.

Stanislaus mengatakan bahwa rangkaian penangkapan terduga teroris di Jawa Timur ini merupakan lanjutan dari penangkapan petinggi JI yaitu Taufik Bulaga alias Upik Lawanga.

“Iya ini adalah pengembangan penangkapan sebelumnya,” kata Stanislaus.

Sebelumnya Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menegaskan bahwa 12 teroris yang ditangkap di Jawa Timur diduga masih ada kaitannya dengan Upik Lawanga alias Taufik Bulaga.

Upik Lawanga merupakan petinggi JI yang menjadi dalang dari beberapa teror bom seperti Bom Tentena, Bom Gor Poso, Bom Pasar sentral dan rangkaian tindakan teror dari tahun 2004 hingga 2006.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini