Plus dan Minus Kenaikan Harga Minyak Dunia terhadap Ekonomi Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Harga minyak mentah global mengalami kenaikan sebesar 30 persen sejak awal tahun 2021. Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit setiawan mengatakan bahwa kenaikan harga minyak dunia saat ini dipicu oleh pemangkasan produksi OPEC.

Selain itu karena adanya penguatan dollar AS terhadap mata uang negara lain menjadikan harga minyak global kembali menguat didukung dengan optimism pasar terhadap kehadiran vaksin virus corona.

“Program vaksin yang dilakukan secara global di mana diyakini akan berhasil dan kembali meningkatkan perekonomian global. Adanya kenaikan pertumbuhan diharapkan permintaan akan kembali meningkat dan supply masih bisa bertahan dengan OPEC + mengurangi produksi,” kata Mamit Setiawan ketika dihubungi Mata Indonesia News, Sabtu, 27 Februari 2021.

Mamit mengatakan bahwa kenaikan harga minyak ini memiliki dua dampak yang berbeda. Untuk sektor hulu, jelas merupakan suatu kabar yang menggembirakan.

“Melalui harga yang cukup tinggi maka nilai keekonomian semakin bagus dan K3S (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) akan senang untuk mengoptimalkan produksi mereka karena ICP (minyak mentah Indonesia) pasti akan mengalami kenaikan,” tutur Mamit.

“Selain itu PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) sektor migas akan mengalami kenaikan. Dampak lain jika harga terus naik seperti ini, maka kegiatan di sektor hulu migas akan berjalan,” ucapnya.

Selain itu, menurut Mamit, pengeboran maupun pekerjaan well service akan banyak dilakukan sesuai dengan komitmen dalam WPNB (Work, Program, and Budget)yang disetujui SKK Migas.

Dengan banyaknya pengeboran dan WOWS, maka akan banyak industri pendukung hulu yang akan bekerja sehingga akan meningkatkan tenaga kerja di sektor hulu Migas. Kemudian dengan adanya peningkatan pekerja, maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Sementara sisi ke dua di sektor hilir. Melalui kenaikan ini dikhawatirkan ada kenaikan harga BBM di Indonesia terutama untuk BBM yang tidak disubsidi seperti Pertamax series. Untuk jenis Premium dan Pertalite karena penugasan sepertinya tidak akan mengalami kenaikan. Hanya saja,beban keuangan negara akan meningkat mengingat ada dana kompensasi yang harus di bayarkan kepada Pertamina,” tandasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini