Biaya Selangit! Ini Dia Sekolah Termahal di Indonesia!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Demi sebuah pendidikan, sebagian orang rela merogoh kocek untuk biaya yang amat mahal. Bahkan, memasukkan anak di sekolah yang mahal, merupakan rasa sayang dan keinginan agar anak mereka maju dalam pendidikan.

Tentunya, harga yang mahal ini sesuai dengan fasilitas yang dibutuhkan setiap murid. Selain itu, setiap sekolah pasti mempunyai keunikannya masing-masing, yang setara dengan bayaran setiap semesternya.

Berikut inilah sekolah-sekolah termahal di Indonesia.

  1. The New Zealand Independent School

Dijamin akan kaget saat tahu nominal SPP  dari sekolah termahal di Indonesia yang satu ini.

Pasalnya, siapapun yang ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah dasar ini harus merogoh biaya sekolah sebesar Rp 174 juta ditambah biaya tambahan lainnya sebesar Rp 50 juta.

Dana tersebut setara dengan kualitas dari sekolah ini karena mereka menggunakan kurikulum Cambridge dalam menyelenggarakan proses pembelajarannya.

2. SMA Pelita Harapan Lippo Cikarang 

Sekolah ini masuk ke deretan sekolah termahal di Indonesia untuk tingkat SMA karena biaya yang harus dikeluarkan adalah USD 9.000 atau setara Rp 127 juta.

Namun, biaya mahal itu belum mencakup dana tambahan seperti buku, seragam, dan lain sebagainya.

Sekolah terbaik ini merupakan cabang dari sekolah internasional yang berada di Swiss dan sistem pembelajarannya pun menyerupai anak kuliahan, seperti kredit semester.

3. SMA Dwiwarna Bogor 

Sekolah ini mematok biaya pendidikan tahunan sebesar Rp 60 juta dan SPP bulanan yang dikeluarkan sebesar Rp 6,5 juta.

Sekolah ini juga menggunakan kurikulum Cambridge dalam proses pembelajarannya, sama seperti The New Zealand Independent School.

Fasilitas seperti asrama, kolam renang, dan laboratorium juga disediakan oleh sekolah ini.

Dengan kenyamanan tersebut, para siswa akan mendapatkan banyak skill jika mengikuti beragam ekstrakulikuler yang ada di sekolah termahal di Indonesia ini.

4. SMA Ciputra Surabaya 

Kalau di sekolah ini seleksi masuk saja calon siswa harus memiliki TOEFL dengan nilai minimal 500. Jumlah siswa yang ada di sini sangat dibatasi agar menjaga kualitas yang ada di sekolah.

SPP satu bulan di sekolah ini adalah sebesar Rp 4 juta, ditambah biaya masuk sebesar Rp. 40 juta. Dan masih banyak biaya-biaya tambahan seperti buku dan lain-lain.

Siswa juga wajib mengikuti program magang satu minggu di sebuah perusahaan. Selain itu juga ada sebuah proyek khusus yang harus dikerjakan oleh para siswa yang tingkat kesulitannya sama dengan skripsi.

5. Global Jaya Internasional School 

Global Jaya Internasional School sangat memperhatikan kualitas dari siswanya, pasalnya untuk satu kelas yang umumnya diisi oleh 40 anak, disini hanya diisi dengan 24 anak.

Untuk membayar biaya masuk sekolah ini, harus mengeluarkan Rp 15 juta belum SPP tiap bulannya Rp 5 juta. Semua pengajar di sini memiliki standard Internasional jadi akan banyak ditemui orang-orang asing dari Inggris, Amerika dan Australia di sekolah ini.

Reporter : Mega Suharti Rahayu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini