Pentingnya Bahasa Agama untuk Wujudkan Cita-Cita Bangsa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menegaskan pemerintah memerlukan bahasa agama untuk mewujudkan seluruh cita-cita bangsa terutama penguatan keluarga untuk pemberdayaan perempuan dan anak di Tanah Air.

Penggunaan bahasa agama pun dinilai akan memberi efektivitas yang luar biasa bagi tujuan pembangunan bangsa.

“Karena itu masjid sebagai pusat pemberdayaan perempuan dan anak, nanti mungkin akan disusul rumah-rumah ibadah lain juga melakukan hal yang sama,” kata Nasaruddin kepada Mata Indonesia News, Jumat 19 Februari 2021.

Ia juga menegaskan bahwa bahasa agama sangat penting untuk mewujudkan program-program bangsa dan negara.

“Bahasa agama sangat diperlukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan cita-cita, program-program bangsa dan negara kita ini,” kata Nasaruddin.

Sementara Nasaruddin menegaskan bahwa pihaknya sudah merealisasikan diskusi dengan para tokoh agama lain di Istiqlal terkait program-program yang akan dikerjakan, termasuk penguatan keluarga.

Hal ini dilakukan juga untuk memberdayakan perempuan dan anak dengan menggunakan bahasa agama agar efektif.

“Tentu kita berharap semoga berhasil ini, kalau berhasil Indonesia akan menikmati hasilnya,” kata Nasaruddin.

Pernyataan ini ia tegaskan saat menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Kementerian PPPA dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) tentang peberdayaan perempuan dan perlindungan anak berbasis masjid.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini