Membangkitkan Sektor Pariwisata dengan GeNose C19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sektor pariwisata benar cukup terpukul akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 lalu.

Namun, pemerintah optimistis, sektor pariwisata bisa dipulihkan lagi dengan penanganan Covid-19 yang tepat.

Untuk itu, pemerintah menghadirkan GeNose C19, sebagai alat deteksi Covid-19 yang diklaim cukup efektif. Alat pendeteksi ini menjadi harapan baru untuk membangkitkan gairah pariwisata Tanah Air.

Menristek Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pemakaian GeNose secara masif, akan memudahkan para pelancong untuk berwisata. Alat ini akan jadi penentu kebangkitan banyak sektor yang selama ini bergantung pada pariwisata.

“Ini akan menjadi game changer kita membangkitkan kembali sektor pariwisata, karena saya percaya sektor ekonomi yang multi player efeknya paling besar itu adalah pariwisata. Sebab banyak sekali sektor yang akan mendapat manfaat dari adanya kegiatan pariwisata,” kata Bambang, saat acara penyerahan GeNose kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Jakarta, Selasa 9 Februari 2021.

Meski ada GeNose, Bambang mengingatkan agar masyarakat tetap menjadikan protokol kesehatan sebagai prioritas utama pencegahan Covid-19.

Sementara Sandiaga berkata, adanya GeNose C19 ini akan menjadi langkah awal pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

GeNose akan menjadi penentu kebangkitan 12,9 juta lapangan kerja di sektor pariwisata dan 18 juta lapangan kerja di sektor ekenomi kreatif.

“Kita pastikan menggunakan GeNose. Sekali lagi saya garis bawahi ini adalah game changer, harapannya 34 juta masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa segera bangkit,” ujar Sandiaga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini