27 Ribu Prajurit TNI Diterjunkan untuk Pantau Penyebaran Covid-19 di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-TNI mengerahkan 27.866 Babinsa, 1.768 Babinpotmar, dan 102 Babinpotdirga di tujuh provinsi di Jawa-Bali dalam pelaksanaan PPKM Skala Mikro untuk mengusut penyebaran covid-19.

Hal itu disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam Apel Gelar Kesiapan Tenaga Vaksinator dan Tracer Covid-19 di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Hal ini menjadi bukti komitmen TNI untuk mendukung program pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro di Jawa-Bali.

Panglima TNI mengatakan, sebelum bertugas para Babinsa, Babinpotmar dan Babinpotdirga akan diberi pelatihan menjadi Tracer covid-19 terlebih dahulu.

Sehingga, nantinya Panglima, selain bertugas sebagai penegak disiplin protokol kesehatan, para prajurit TNI itu membantu pemerintah untuk melaksanakan Tracing covid-19di tengah masyarakat.

“Selain itu, TNI juga telah menyiapkan tenaga kesehatan TNI sebagai vaksinator untuk mendukung program vaksinasi nasional yang telah dicanangkan Bapak Presiden RI Joko Widodo,” ujarnya.

Saat ini TNI telah memiliki 1.008 vaksinator terverifikasi dan akan meningkatkan jumlah tersebut dengan melatih 10.000 vaksinator baru.

Dengan demikian Panglima TNI mengharapkan, dengan kesiapan Sumber Daya Manusia dan fasilitas kesehatan tersebut, TNI dapat mendukung program yang dicanangkan oleh Bapak Presiden RI Joko Widodo untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia yang kian mengkhawatirkan.

Peran Babinsa kata dia, dalam hal ini sangat penting. Sebab Babinsa merupakan ujung tombak TNI di tengah masyarakat yang dapat menjadi agen pencegahan, pendeteksian, dan penanggulangan terhadap COVID-19 hingga di tingkat desa.

Sehingga, 475 personel TNI dilatih menjadi pelatih bagi 27 ribu lebih Babinsa lainnya yang ada di Pulau Jawa dan Bali yang menerapkan PPKM Skala Mikro.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini