Jadi Runner-Up, Ahsan/Hendra Kalah Cepat dan Tenaga

Baca Juga

MATA INDONESIA, BANGKOK – Ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dinilai kalah kualitas dari pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-Lin. Ahsan/Hendra kalah dari sisi kecepatan dan tenaga.

Ahsan/Hendra harus puas menjadi runner-up BWF World Tour Finals 2021 setelah dikalahkan Lee/Wang dua gim langsung, 17-21 dan 21-23. Dari segi kecepatan dan tenaga, Ahsan/Hendra kalah dari Lee/Wang.

Wajar saja, usia Ahsan/Hendra berbeda hampir 10 tahun dengan Lee/Wang yang berhasil meraih tiga gelar selama bertanding di Bangkok. Pelatih Herry Iman Pierngadi menilai, sulit menerapkan strategi permainan karena sejak awal kualitas lawan lebih unggul.

“Kalau strategi sih sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Memang gim pertama itu kita tertekan terus, tidak bisa keluar. Memang kualitas drive-nya pemain Chinese Taipei ini sangat keras, sangat cepat,” ujar Herry, Senin 1 Februari 2021.

“Jadi kita mau antisipasi atau mengubah cara main juga tidak bisa, karena mereka menyerang dan menekan terus menerus. Kita mau tahan atau rem juga mereka langsung menutup lagi. Ya itu tadi, tenaga tangannya kita kalah,” katanya.

“Bolanya kalah cepat karena keras. Kalau kemarin lawan Korea Selatan kan hampir sama sebenarnya mainnya, meski tenaganya (Korea Selatan) kemarin agak turun sedikit. Kalau ini kan (Chinese Taipei) tenaganya masih konsisten. Tidak bisa diakalin sama sekali. Jadi memang yang utamanya adalah kalah di kecepatan dan tenaganya,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini