MATA INDONESIA, JAKARTA – Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Anggotanya diperkirakan berjumlah 85 juta orang. NU lahir dari kebangkitan pola pikir para cendikiawan muslim terhadap kolonialisme pada masa penjajahan.
Sejak didirikan pada 31 Januari 1926 di Surabaya, NU bergerak di bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan juga terjun ke bidang politik. Sejak saat itu pula, organisasi ini sudah diduduki sejumlah ulama besar sebagai pemimpin tertinggi. Siapa saja mereka?
KH Hasyim Asy’ari
Dijuluki Hadratus Syeikh (Maha Guru) dan dikenal juga sebagai Raisul Akbar (Pemimpin Tertinggi), Hasyim Asy’ari adalah pendiri sekaligus pemimpin pertama NU pada 1926-1947. Ia dilahirkan di Demak, 10 April 1875 dan meninggal pada 25 Juli 1947 di Jombang. Secara nasab, Hasyim memiliki garis keturunan Jaka Tingkir (Sultan Pajang) dan Lembipeteng (Raja Brawijaya V).
Di usia mudanya, ia menimba ilmu di berbagai pesantren di Jawa. Pada usia 17 tahun, Hasyim menimba ilmu Islam di Mekah di bawah bimbingan Syekh Ahmad Khatib Minangkabawi dalam ilmu fikih, ilmu falak, ilmu tafsir, dan ilmu hisab. Ia juga berguru pada Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi dalam ilmu hadis dan tasawuf.
KH Abdul Wahab Hasbullah
KH Abdul Wahab merupakan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Ia dipilih menjadi Rais Am NU pada 1947-1953 menggantikan KH Hasyim Asy’ari. Abdul Wahab dilahirkan di Jombang, 31 Maret 1888 dan meninggal pada 29 Desember 1971.
Sama seperti pendahulunya, Abdul Wahab juga menimba ilmu di berbagai pesantren di Jawa dan belajar Islam di Mekah dengan guru yang sama. Bahkan, ia pernah berguru langsung kepada Hasyim Asy’ari. Ia dikenal sebagai ulama golongan Nahdhiyin pelopor kebebasan berpikir, berpendapat, dan keberagaman. Ia dikenal juga sebagai pelopor berdirinya GP Anshor.
KH Bisri Syansuri
Lahir di Pati, 18 September 1886 dan meninggal di Jombang, 25 April 1980. Bisri Syansuri mungkin tokoh ulama Nu pertama yang pernah aktif di politik praktis. Ia adalah kakek Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari garis ibu. Saat belajar di Mekkah, Bisri menikahi adik KH Abdul Wahab Hasbullah.
Bisri Syansuri adalah teman seperjuangan Abdul Wahab yang pernah menimba ilmu di beberapa pesantren di Jawa. Ia pernah berguru pula pada KH Hasyim Asy’ari. Terpilih menjadi Rais Am NU periode 1952-1971 dan menjadi kiai pertama yang mendirikan pesantren khusus wanita.
KH Muhammad Ali Maksum
Ali Maksum adalah Rais Am NU 1980-1984 yang lahir di Rembang, 2 Maret 1915 dan meninggal pada 7 Desember 1989. Ulama yang dikenal sebagai perintis pesantren Alquran di Indonesia ini pernah juga menimba ilmu di berberapa pesantren di Jawa termasuk pesantren Tremas.
Ia juga pernah menimba ilmu di Mekkah kepada Sayyid Alwi Abbas Al-Maliki dan Syekh Umar Hamdan untuk mendalami ilmu hadis dan pemikiran modern seperti Muhammad Abduh, M. Rasyid Ridha, dan Jalaludin al-Afghani.
KH Ahmad Shiddiq
Ahmad Shiddiq adalah Rais Am yang menjabat pada 1984-1991 yang dilahirkan di Jember, 14 Januari 1926. Ia pernah menimba ilmu di Tebu Ireng pimpinan KH Hasyim Asy’ari. Bermula aktif di Gabungan Pemuda Islam Indonesia, kariernya melejit hingga terpilih sebagai Rais Am NU hingga akhir hayatnya.
Dr KH Muhammad Ali Yafie
Pernah menjadi ketua MUI tahun 1990-2000, Ali Yafie juga menjadi Rais Am NU tahun 1991-1992, meskipun sebagai pejabat sementara. Ia dilahirkan di Donggala, 1 September 1926. Sebelum menjadi Rais Am NU, ia terlebih dahulu menjadi Rektor IAIN Ujung Pandang 1965-1971 dan penasihat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).
KH Muhammad Ilyas Ruhiyat
Lahir di Tasikmalaya, 31 Januari 1934 dan meninggal pada 18 Desember 2007. Ilyas Ruhiyat adalah ulama besar Nahdlatul Ulama yang pernah menjabat sebagai Rais Am NU 1992-1999. Ia adalah putra ulama besar K.H. Ruhiyat dan sepupu dari Dr. K.H. Muhammad Ali Yafie.
KH Mohammad Ahmad Sahal Mahfudz
Ahmad Sahal lahir di Pati, 17 Desember 1937 dan meninggal pada 24 Januari 2014. Ia terpilih menjadi Rais Am NU periode 1999-2014 dan pernah terpilih juga sebagai Ketua MUI periode 2000-2014.
KH Ahmad Mustofa Bisri
Mustofa Bisri lahir di Rembang, 10 Agustus 1944. Dikenal juga sebagai penulis, penyir, dan budayawan. Banyak sekali karya-karyanya yang diterbitkan, salah satunya adalah Al Bisri, Kamus Bahasa Indonesia-Arab Arab-Indonesia. Ia terpilih menjadi Rais Am NU dari 2014-2015.
KH Ma’ruf Amin
Lahir di Tangerang, 1 Agustus 1943. Selain sebagai ulama, ia juga dikenal sebagai dosen dan politisi di Partai Kebangkitan Bangsa. Ma’ruf Amin adalah Rais Am NU dari 2015 hingga 2019. Kiprahnya dalam politik praktis cukup mentereng.
Ia juga pernah menjadi anggota MPR dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden tahun 2010-2014, pernah juga menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat. Kini ia diamanahkan sebagai Wakil Presiden 2019-2024 mendampingi Presiden Joko Widodo.
KH Miftachul Akhyar
Nama terakhir yang menjabat sebagai Rais Am NU adalah Miftachul Akhyar. Ia sampai saat ini masih menjabat serta memimpin Nahdlatul Ulama.
Reporter : Afif Ardiansyah