MATA INDONESIA, JAKARTA-Mengubah perilaku masyarakat saat ini menjadi tantangan terbesar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam menangani pandemi covid-19.
“Peran kita saat ini bagaimana menyadarkan masyarakat untuk mengetahui dengan baik soal covid-19 dan pencegahan penularan serta bagaimana mau melakukannya,” kata Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Puskesmas Kemenkes, Monika Saraswati Sitepu, dalam diskusi virtual.
Menurut dia, kesehatan seseorang ditentukan oleh berbagai hal. Faktor terpenting ialah perilaku dan lingkungan. Monika menyebut kepatuhan masyarakat memakai masker sudah cukup baik. Namun, perilaku yang sulit diubah, yakni berkerumun.
“Ngumpul-ngumpul sudah budaya jadi kadang susah diubah, apalagi di hari-hari besar kadang tidak terelakkan,” katanya.
Pemerintah, kata Monika, berupaya menyediakan sarana agar masyarakat selalu patuh. Salah satunya gencar menyosialisasikan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M).
Monika mengaku tracing, testing, dan treatment (3T) juga bukan perkara mudah. Pasalnya, ada masyarakat yang ogah mengaku terpapar covid-19 lantaran takut mendapat stigma buruk.
“Ketika tracer mencoba menelusuri, masyarakat menutup diri karena ada dampak sosial makanya tracing jadi tidak mudah,” katanya.
Bahkan, kata Monika, pelacakan di beberapa instansi seperti perkantoran dan apartemen juga sulit. Dia mengimbau masyarakat terbuka dan bekerja sama agar penanganan covid-19 maksimal.
“Penanganan tidak akan bisa berjalan baik kalau tidak ada kolaborasi dan dukungan dari publik,” katanya.