MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mencoba menyabotase upaya untuk memperlambat penyebaran virus corona di negaranya dan mengejar kebijakan yang merusak hak-hak warga Brasil, kata Human Rights Watch (HRW).
Mahkamah Agung, Kongres, dan lembaga lainnya telah meningkatkan perlindungan bagi warga Brasil dan memblokir sejumlah kebijakan Presiden Bolsonaro yang dianggap merusak, kata kelompok hak asasi tersebut dalam laporan tahunan.
Direktur eksekutif grup tersebut memperkirakan bahwa Washington akan bergabung dengan Uni Eropa dalam menekan pemerintah Bolsonaro untuk melindungi hutan Amazon dari deforestasi di bawah pemerintahan Presiden AS terpilih, Joe Biden.
Sementara Bolsonaro ingin menghapus otoritas negara untuk membatasi pergerakan orang karena mereka berusaha menahan wabah virus corona paling mematikan kedua di dunia setelah Amerika Serikat, akan tetapi Mahkamah Agung memutuskan menentangnya.
Bolsonaro secara konsisten meremehkan virus corona. Ia bahkan menyebut virus mematikan tersebut sebagai “flu ringan” dan mengkritik kebijakan lockdown, serta tindakan menjaga jarak atau social distancing.
Tokoh sayap kanan Brasil ini pun dianggap telah menyebarkan informasi yang menyesatkan mengenai virus tersebut. Namun demikian, Bolsonaro memiliki alasan, menurutnya lockdown hanya akan merusak sektor ekonomi Brasil dan membuat banyak orang kehilangan pekerjaan.
Bukan hanya itu, Bolsonaro juga dinilai telah melanggar hak-hak perempuan, mengecam wartawan dan kelompok masyarakat sipil, serta menstigmatisasi dan menindas media independen di Negeri Samba.
“Mahkamah Agung dan institusi lain telah membantu melindungi warga Brasil dan memblokir banyak –meskipun tidak semua, kebijakan anti-hak Bolsonaro. Mereka harus tetap waspada,” kata Anna Livia Arida, Direktur Asosiasi HRW Brasil, melansir Reuters, Kamis, 14 Januari 2021.
Penegakan hukum lingkungan yang lemah juga memungkinkan penggunaan api secara ilegal untuk membuka lahan kembali melonjak di hutan hujan Amazon. Deforestasi mencapai titik tertinggi dalam 12 tahun pada 2020, ketika area hutan seluas tujuh kali London ditebangi, menurut Lembaga Penelitian Luar Angkasa Pemerintah (INPE).
“Bolsonaro merupakan salah satu otokrat ramah yang (Presiden Donald) Trump senangi. Sampai deforestasi di balik, kita akan melihat tekanan yang semakin meningkat pada Bolsonaro tanpa teman di Gedung Putih,” kata Direktur Eksekutif HRW, Kenneth Roth.