Media Cina Sebut AS Tengah Alami Perpecahan

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Penyerbuan yang dilakukan massa pro-Donald Trump di Capitol Hill atau Gedung Kongres Amerika Serikat menjadi perbincangan panas. Sejumlah pemimpin negara di dunia turut mengomentari apa yang terjadi di Washington DC.

Editorial di media pemerintah Cina menuliskan bahwa penyerbuan Capitol Hill oleh massa pro-Donald Trump mencerminkan kegagalan kepemimpinan, sekaligus perpecahan mendalam yang tengah terjadi dalam masyarakat Amerika.

Ratusan pendukung Presiden Trump mengepung Capitol pada Rabu (6/1) petang waktu setempat. Mereka menentang hasil Pilpres AS yang memutuskan Joe Biden sebagai penghuni baru Gedung Putih.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, Nancy Pelose bahkan mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan massa pro-Donald Trump sebagai pemberontakan bersenjata melawan Amerika.

The Global Times, sebuah tabloid yang dijalankan People’s Daily, surat kabar Partai Komunis yang berkuasa, menggambarkan kerusuhan sebagai tanda keruntuhan internal dalam sistem politik AS yang tidak dapat dengan mudah dibatalkan.

“Massa yang belum pernah terjadi sebelumnya di Capitol, simbol sistem AS, adalah hasil dari perpecahan yang parah dari masyarakat AS dan kegagalan negara untuk mengontrol divisi tersebut,” demikian pernyataan The Global Times, melansir Reuters, Jumat, 8 Januari 2021.

“Seiring berjalannya waktu dan dengan penyalahgunaan sumber daya oleh generasi politisi, sistem politik AS telah menurun. Itu juga mengecam apa yang digambarkannya sebagai standar ganda di antara politisi AS,” tambah surat kabar itu.

The Global Times juga menuliskan, di Hong Kong, aksi kekerasan digambarkan sebagai pemandangan indah. Sementara di AS, orang yang terlibat dalam kekacauan ini disebut massa.

Surat kabar resmi Cina Daily mengatakan, nasionalisme yang sempit seorang Presiden Trump telah merugikan Amerika Serikat. Kekerasan dan kekacauan yang meletus di AS selama setahun terakhir juga menunjukkan apa yang terjadi ketika para pemimpin negara kehilangan kontak dengan kenyataan.

“Jika pemerintahan Biden dapat menarik pelajaran dari hari tergelap dalam sejarah AS, rasa sakit yang dialami negara saat ini mungkin akan dipandang sebagai rasa sakit yang terus meningkat,” kata Cina Daily.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tol Baru, Tantangan Baru: Polisi Siapkan Strategi Hadapi Kepadatan di Jogja saat Nataru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan dipastikan mulai beroperasi secara fungsional selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kehadiran tol ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mengantisipasi kepadatan, polisi lalu lintas telah mempersiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini