Australia Siap Menyambut Pendiri WikiLeaks

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, Australia menyambut dengan tangan terbuka Julian Assange. Ia bahkan menyatakan, Assange bebas untuk kembali pulang setelah gugatan hukumnya selesai.

“Yah, sistem peradilan sedang berjalan dan kami bukan pihaknya. Dan seperti warga Australia mana pun, mereka ditawari dukungan konsuler dan jika, Anda tahu, banding tersebut gagal, jelas dia akan dapat kembali ke Australia seperti warga Australia lainnya,” kata Morrison kepada stasiun radio lokal 2GB, melansir Reuters, 5 Januari 2021.

“Jadi, ini hanya proses langsung dari sistem hukum di Inggris yang sedang berjalan,” sambungnya.

Pengadilan Inggris akhirnya menolak permohonan untuk mengekstradisi pendiri WikiLeaks ke Amerika Serikat (AS). Sang Hakim beralasan, masalah kesehatan mental Assange akan membuatnya berisiko bunuh diri.

Assange yang merupakan kelahiran Townsville, Australia, 3 Juli 1971 itu menghadapi 18 pelanggaran selama pemerintahan mantan Presiden Barack Obama terkait rilis yang dipublikasi WikiLeaks mengenai catatan rahasia militer AS dan kabel diplomatik yang dianggap membahayakan nyawa.

Akan tetapi di mata pendukungnya, Assange merupakan pahlawan yang telah menjadi korban karena mengekspos kesalahan Paman Sam di Afganistan dan Irak. Para pendukungnya juga menganggap tuntutan terhadap Assange tak lain sebagai serangan bermotif politik terhadap jurnalisme dan kebebasan berbicara.

WikiLeaks menjadi popular ketika mempublikasikan video militer AS tahun 2010 yang menunjukkan serangan tahun 2007 oleh helikopter Apache di kota Baghdad Irak. Di mana pada serangan tersebut, belasan orang dilaporkan tewas, termasuk dua staf berita Reuters.

Sementara di pihak AS. Departemen Kehakiman AS mengatakan akan terus mengupayakan ekstradisi Assange terwujud. Jaksa AS bahkan akan mengajukan banding atas putusan tersebut ke Pengadilan Tinggi London.

Hal menarik lain adalah, Meksiko secara mengejutkan menawakan suaka politik kepada Julian Assange. Sebuah langkah yang dipastikan membuat Paman Sam murka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Gunung Es Kekerasan di Kulon Progo: Lebih Banyak yang Tersembunyi

Mata Indonesia, Kulon Progo - Jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Kulon Progo sepanjang tahun 2024 tercatat mencapai 27 laporan. Di sisi lain, kasus kekerasan terhadap anak dilaporkan sebanyak 24 kejadian, sedangkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mencapai 23 kasus.
- Advertisement -

Baca berita yang ini