MATA INDONESIA, JAKARTA – Banjir hebat yang melanda Kota Bandung, Kamis 24 Desember 2020 sore belum menandai puncak curah hujan di Jawa Barat. Tetapi karena perubahan pola angin.
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Tony Agus Wijaya hujan yang membuat banjir itu diakibatkan perubahan pola angin, yang dipengaruhi dinamika atmosfer, membuat banyak awan hujan terkumpul di atas wilayah Bandung, Jawa Barat.
“Terdapat gangguan yang cukup signifikan di wilayah Jawa Barat yang menyebabkan perlambatan massa udara di sebelah barat Jawa Barat. Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan-awan hujan diantaranya di wilayah Jawa Barat,” kata Tony.
Selain itu, masih menurut Tony, berdasarkan citra satelit Kamis 24 Desember 2020 menunjukkan pertumbuhan awan konvektif atau cumulonimbus dalam skala luas pada siang hingga sore hari di wilayah Bandung.
Kedua fenomena alam itu yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat di Bandung.
Fenomena itu ditegaskan bukan menandai puncak musim hujan di Jawa Barat, karena menurut prakiraan BMKG puncaknya berada pada Januari 2021.
Pada Jumat, 25 Desember 2020 ini wilayah Jawa Barat diprakirakan menghadapi hujan dengan intensitas ringan.