Ini Tiga Daerah di Indonesia yang Bebas Swab Antigen dan PCR

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa pemerintah daerah memberlakukan aturan khusus terkait pendatang yang masuk ke daerahnya. Mereka meminta agar pendatang tersebut wajib melampirkan hasil rapid test antigen atau swab Polymerase Chain Reaction (PCR).

Dilansir dari laman halodoc, rapid test antigen atau swab antigen merupakan pemeriksaan imun yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus tertentu yang menunjukkan adanya infeksi virus saat ini. Swab test antigen ini biasanya digunakan untuk mendiagnosis patogen pernapasan, seperti virus influenza dan respiratory syncytial virus (RSV).

Sedangkan, swab PCR adalah metode yang dilakukan untuk mendeteksi virus dan dianggap lebih akurat daripada pemeriksaan lainnya. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel dari saluran pernapasan dengan teknik swab nasofaring untuk mengetahui adanya infeksi.

Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021, setidaknya sudah ada enam  daerah di Indonesia yang mewajibkan pendatang melampirkan hasil swab antigen atau PCR seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarya, Malang, Jawa Tengah, dan Bali.

Namun, kebijakan tersebut ditentang oleh sebagian masyarakat. Mereka menilai, untuk melakukan sekali tes saja harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Sehingga, hal ini sangat memberatkan.

Meski begitu, ada beberapa daerah di Indonesia lho yang tidak memberlakukan kebijakan tersebut. Ini bisa menambah referensi kamu untuk berlibur. Yuk, simak daftarnya.

  1. Bandung

Kota yang dijuluki sebagai Paris van Java ini menjadi tujuan wisata diberbagai kesempatan, terlebih ketika libur panjang seperti Nataru. Banyak destinasi yang bisa dipilih ketika menyambangi Bandung seperti Kampung Cai Ranca Upas, Kawah Putih Ciwidey, dan The Lodge Maribaya.

Bertolak belakang dengan keputusan Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat yang mewajibkan masyarakat untuk menunjukan surat keterangan negatif Covid-19 hasil swab antigen atau PCR saat berkunjung ke lokasi wisata. Oded M Danial, Wali Kota Bandung, memastikan pendatang tidak diwajibkan persyaratan yang ditetapkan Ridwan.

Menurut Oded, warga luar Bandung yang ingin masuk ke wilayahnya tidak perlu membawa surat keterangan bebas Covid-19. Ia juga optimis bahwa kasus Covid-19 di Bandung tidak akan melonjak meski wisatawan tidak menyertakan hasil swab.

Sebagai gantinya, Pemerintah Kota Bandung akan memperketat pengawasan di lapangan, salah satunya dengan membatasi tempat hiburan atau hotel.

Ema Sumama, Sekretaris Daerah Kota Bandung, mengatakan bahwa pemberlakuan keputusan ini didasari karena banyak pertimbangan. Pemerintah Kota Bandung pun tak ingin jika dengan diberlakukannya wajib tes Covid-19 akan sia-sia karena jalur masuk menuju Bandung cukup banyak.

  1. Gunung Bromo

Dalam menyuguhkan panorama yang indah dan kecantikan alamnya, Gunung Bromo sudah menjadi destinasi andalan wisatawan. Gunung dengan ketinggian 2.329 mdpl ini terletak di empat kabupaten, yakni Malang, Pasuruan, Lumajang, dan Probolinggo.

Walau Pemkab Malang mewajibkan wisatawan melampirkan hasil tes swab antigen atau PCR, ada tiga jalur lainnya untuk menuju gunung ini, yakni melalui pintu barat dari Pasuruan, pintu utara dari Probolinggo, dan alternatif lain jalur Lumajang.

Meski begitu, para pendaki diwajibkan untuk menyertakan Surat Bebas ISPA. Pembatasan kapasitas pendaki pun ditetapkan guna meminimalkan penyebaran Covid-19. Hanya 20 persen saja pendaki yang diperbolehkan untuk naik. Untuk tiket sendiri bisa di booking secara daring melalui booking.bromotenggersemeru.org.

Dalam mematuhi protokol kesehatan, pengunjung wajib mengenakan masker dan sarung tangan, membawa hand sanitizer dan sabun, menjaga jarak, tidak meludah sembarangan, serta menggunakan peralatan makan atau peralatan ibadah secara pribadi.

  1. Bantul

Pemerintah kabupaten yang terletak di selatan provinsi DI Yogyakarta ini tidak mengeluarkan kebijakan bagi wisatawan untuk membawa hasil swab antigen atau PCR selama Nataru.

Padahal, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DI Yogyakarta, telah mewajibkan pendatang yang ingin melakukan perjalanan ke wilayahnya untuk melakukan swab antigen atau PCR.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis, mengatakan bahwa tidak ada syarat tes antigen untuk berkunjung ke Bantul, yang terpenting wisatawan tersebut sehat dan ketika diukur memiliki suhu yang normal.

Kwintarto Haru Prabowo, Kepala Dinas Pariwisata Bantul, mengatakan bahwa kebijakan dengan mewajibkan swab membuat beberapa pihak bingung. Karena, tidak semua wisatawan menginap di hotel.

Sebab itu, Kwintarto dan jajarannya akan memperketat protokol di seluruh obyek wisata. Tidak hanya untuk pengelolanya saja, tapi juga bagi wisatawan.

Minimal protokol yang dilakukan adalah pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk, menggunakan masker, mewajibkan wisatawan mencuci tangan, dan menjaga jarak. Selain itu, Dinas Pariwisata Bantul akan menambah petugas di pintu masuk objek wisata.

Beberapa destinasi wisata yang terdapat di Bandung antara lain Pantai Parangtritis, Goa Cerme, Hutan Pinus Mangunan, dan masih banyak lainnya.

Reporter: Diani Ratna Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini