MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Penasihat ilmiah senior pemerintah Prancis mengungkapkan fakta mengejutkan. Menurutnya, penduduk Prancis mungkin tidak akan kembali ke kehidupan normal pasca COVID-19 atau sebelum musim gugur 2021.
“Kami memiliki virus yang terus bersirkulasi dengan kuat, sementara kami baru saja mengakhiri lockdown periode kedua,” kata ahli imunologi, Jean-Francois Delfraissy, melansir Reuters, Jumat, 18 Desember 2020.
Sebagai catatan, pada Selasa (15/12) Prancis resmi mengakhiri lockdown. Yang berarti, orang-orang dapat kembali keluar rumah, bekerja, melakukan perjalanan, pergi berbelanja, dan berolahraga.
Sebagai gantinya, negara yang terletak di kawasan Eropa Barat ini menerapkan jam malam yang berlaku dari jam 8 malam hingga jam 6 pagi. Siapa pun yang melanggar jam malam, akan dikenakan denda sebesar 135 Euro atau sekitar 2,3 juta Rupiah!
Kasus infeksi virus corona di Prancis telah menurun tajam sejak puncak gelombang kedua terjadi bulan lalu. Tetapi para ilmuwan memperingatkan risiko gelombang ketiga dapat terjadi, apabila lengah selama liburan Natal dan Tahun Baru.
Terbaru, Presiden Prancis, Emmanuel Macron dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Kabar ini diumumkan oleh Istana Kepresidenan Elysee pada Kamis (18/12) sore WIB.
Kantor Kepresidenan Prancis juga mengatakan bahwa Macron akan diisolasi selama tujuh hari ke depan. Namun, belum diketahui di mana sang Presiden Prancis tertular virus corona.