Tiga Kandidat Menteri Pertahanan AS, Salah Satunya Pensiunan Jenderal Berkulit Hitam

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Joe Biden menunjuk pensiunan Jenderal Angkatan Darat bintang empat, Lloyd Austin menempati posisi Menteri Pertahanan. Hal ini diungkapkan oleh empat orang yang mengetahui keputusan tersebut.

Bila kabar ini benar adanya, maka Austin akan menjadi pemimpin Pentagon dari kalangan kulit hitam pertama sepanjang sejarah di Negeri Paman Sam. Austin sejatinya bukanlah sosok baru, sebelumnya ia ditugaskan mengawasi pasukan AS di kawasan Timur Tengah, saat AS diperintah Presiden Barrack Obama.

Selain Austin, ada kandidat lain untuk menempati posisi Menteri Pertahanan AS, yakni Michele Flournoy yang merupakan mantan pejabat senior Pentagon. Selain dua nama tersebut, Biden juga mempertimbangkan sosok Jeh Johnson, mantan penasihat umum Pentagon dan mantan sekretaris pertahanan AS.

Austin merupakan lulusan tahun 1975 dari Akademi Militer AS di West Point dan telah mengabdi selama empat dekade. Biden telah mengenal Austin setidaknya sejak ia memimpin AS dan pasukan koalisi di Irak, sementara Biden saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden AS.

Austin adalah komandan Korps Multinasional-Irak di Baghdad pada 2008 ketika Barrack Obama terpilih sebagai Presiden AS. Ia kembali memimpin pasukan AS dari tahun 2010 hingga 2011.

Melansir Associated Press, Selasa, 8 Desember 2020, Austin pensiun dari Angkatan Darat tahun 2016 dan dia membutuhkan persetujuan kongres karena hukum federal mengharuskan para pejabat menunggu selama tujuh tahun usai pensiun untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan AS.

Kondisi ini terjadi saat Presiden AS ke-45 Donald Trump memercayakan mantan Jenderal Marinir Jim Mattis menduduki jabatan Menteri Pertahanan AS.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini