MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump me-retweet postingan seorang jurnalis Israel, yang merupakan ahli di bidang intelijen Israel, atau yang dikenal dengan Mossad, mengenai pembunuhan ilmuwan nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Presiden Trump membagikan tweet jurnalis Israel yang bernama, Yossi Melman. Ia menggambarkan pembunuhan itu sebagai pukulan psikologis sekaligus profesional terbesar untuk Teheran.
“Mohsen Fakhrizadeh telah dibunuh di Damavand timur Teheran, menurut laporan di Iran. Dia seorang kepala program militer rahasia Iran dan telah dicari selama bertahun-tahun oleh Mossad. Kematiannya merupakan pukulan psikologis dan profesional yang besar bagi Iran,” tulis Melman dalam akun Twitter-nya, melansir English al Arabiya, Minggu, 29 November 2020.
Kepala Tentara Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousayi mengatakan “tangan kriminal” Amerika Serikat dan Israel terlihat jelas dalam pembunuhan seorang ilmuwan nuklir top Iran di Teheran pada Jumat (27/11).
“Tangan kriminal Amerika Serikat, rezim Zionis yang jahat, terlihat jelas dalam kejahatan ini,” kata Mousayi.
Fakhrizadeh merupakan salah satu ilmuwan nuklir top di Iran yang dibunuh pada Jumat (27/11) dalam sebuah serangan di Teheran. Ia terluka parah akibat luka tembak yang menyarang di tubuhnya. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Fakhrizadeh tak mampu diselamatkan.
Pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khameini dan Presiden Hassan Rouhani bersumpah membalaskan dendam kematian Fakhrizadeh. Sementara Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengklaim ada indikasi serius dari sebuah peran Israel dalam pembunuhan tersebut.
Kepala Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, Hossein Salami mengatakan balas dendam dan hukuman berat bagi para pelaku kejahatan ini sedang dalam agenda. Salami juga yakin bahwa Israel merancang dan mengarahkan pembunuhan Fakhrizadeh.
Beberapa situs Iran mengatakan bahwa Fakhrizadeh adalah seorang profesor universitas. Namun, analis Barat mengklaim, sosok Fakhrizadeh digambarkan oleh lembaga Think Tank Albright sebagai insinyur nuklir yang telah mengawasi sejumlah proyek yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan persenjataan.
“Jika Iran pernah memilih untuk mempersenjatai (pengayaan), Fakhrizadeh akan dikenal sebagai bapak bom Iran,” kata seorang diplomat Barat yang kritis terhadap program nuklir Iran kepada Reuters.