Korea Selatan Berada pada Titik Kritis Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pejabat Korea Selatan memberi peringatan bahwa aturan yang lebih ketat akan diberlakukan apabila tren virus corona terus mengancam ibu kota Seoul dan wilayah sekitar yang padat penduduknya. Berdasarkan laporan, sebanyak 300 kasus baru infeksi virus corona terjadi di Negeri Ginseng pada Minggu (22/11).

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 330 kasus virus corona harian baru pada Sabtu (21/11) tengah malam waktu setempat. Angka ini turun dari 386 kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya.

Melansir Reuters, Minggu, 22 November 2020, meski mengalami penurunan kasus, seorang Pejabat KDCA mengatakan bahwa Korea Selatan berada pada “titik kritis” dan berpotensi menghadapi wabah nasional yang lebih besar, melampaui gelombang kedua pandemi virus corona.

Sebelumnya, Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun menyerukan warganya untuk menghindari berbagai pertemuan sosial. Ia bahkan meminta warganya untuk membatalkan acara menyambut malam pergantian tahun yang telah direncanakan.

Selain itu, ia sang Perdana Menteri juga meminta para pekerja bekerja dari rumah dan orang-orang yang berusia senja, atau di atas 60 tahun untuk tetap tinggal di rumah.

Korea Selatan telah menerapkan upaya pelacakan, pengujian, dan karantina yang agresif untuk membasmi wabah virus corona tanpa memberlakukan lockdown. Tetapi Korea Selatan telah dirundung oleh sejumlah kecil infeksi yang terus meningkat, sehingga jumlah kasus menjadi 30,733 dengan 505 kematian.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini